Rabu, 16 Oktober 2013

Menguap Pun Ada Adabnya



Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa agama Islam telah sempurna. Tidak hanya mengurusi perkara-perkara yang besar, perkara-perkara kecil yang terkadang ‘dilupakan’ oleh sebagian kaum muslimin pun diperhatikan oleh Islam. Bukan hanya permasalahan Negara, aakidah, dakwah, dan ibadah saja yang dijelaskan oleh agama ini, namun hal ‘kecil’ seperti menguap pun ada adabnya, ada tuntunannya, dan sudah sepatutnya seorang muslim menaruh perhatian dengannya.
Orang yang menerapkan hal ‘kecil’ tersebut berarti telah menghidupkan sunnah Nabi shalallahu’alaihi wa sallam. Dan Allah akan melimpahkan pahala bagi siapa saja yang menghidupkan dan mengamalkan tuntunan NabiNya shalallahu’alaihi wa sallam.

Allah Membenci Menguap
Dalam sebuah hadits riwayat Al Bukhari, Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah mencintai bersin dan membenci menguap. Maka bila (seorang) bersin lalu memuji Allah (mengucapkan Alhamdulillah, Pen) maka menjadi haq bagi setiap muslim yang mendengarnya untuk menjawabnya (dengan menguapkan, yarhamukallah, Pen). Sedangkan menguap berasal dari setan, maka tolaklah semaksimal mungkin. Bila (seseorang) mengeluarkan suara, ‘haa’, maka setan benar-benar menertawakannya.”
Dari suatu hadits yang mulia ini-demikian pula hadits-hadits yang lain-kita mengetahui beberapa adab mulia yang harus diperhatikan oleh orang yang menguap. Berikut beberapa adab tersebut. Allahu al-Muwaffiq.

Adab-Adab Ketika Menguap
1.      Anjuran Untuk Menolak Menguap
Hal ini sebagaimana dalam hadits yang telah kita sajikan diatas bahwa menguap adalah dari setan. Maka itu kita dianjurkan untuk menolaknya semaksimal mungkin. Di hadits lain riwayat Muslim, Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Menguap itu dari setan, maka bila seorang dari kalian menguap hendaklah ia menolaknya semaksimal mungkin.”
Imam Nawawi rahimahullah berkata,”Ini sebagai peringatan untuk menjauhi sebab-sebab meunculnya menguap, yaitu makan terlalu banyak atau berlebih-lebihan.”(syarah shahih Muslim oleh An Nawawi)
Menguap Ketika Shalat
Demikian pula bila dirasa menguap tersebut akan datang kepada seorang yang sedang mengerjakan ibdah shalat, maka hendaklah ia lebih ekstra lagi dalam menolaknya. Sebab kondisi shalat lebih utama untuk dijaga daripada kondisi-kondisi lainnya. Dalam hal ini Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Bila seorang dari kalian menguap dalam shalatnya, maka hendaklah ia menahannya semaksimal mungkin, sebab setan bisa masuk.” (HR. Muslim)
Setan akan masuk? Hal ini tidaklah aneh bagi mukmin yang beriman, sebab setan benar-benar bisa masuk ke tubuh manusia. Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya setan bisa berjalan pada (tubuh) manusia seperti mengalirnya darah. (HR. Bukhari-Muslim).
2.      Menutup Mulut dengan Tangan
Menutup mulut dengan tangan merupakan salah satu adab ketika menguap. Adapun diantara faedahnya: pertama, agar tidak terlihat pemandangan yang kurang sedap dari mulut orang yang menguap, kedua, agar setan tidak menertawakannya.
Dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim no. 2995, Nabi shalallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Bila seorang dari kalian menguap, hendaklah ia menutup mulutnya dengan tangan, sebab setan bisa masuk.”
3.      Tidak Mengucapkan ‘haa’.
Sebagaimana telah dijelaskan pada hadits diatas. Suara seperti ini dapat membuat setan tertawa. Ia akan menertawakan orang yang menguap dengan cara seperti ini. Tentu saja kita tidak ingin membuat setan tertawa lantaran merasa senang, girang dan menang.
4.      Tidak Mengangkat Suara Ketika Menguap.
Mengangkat suara ketika menguap termasuk adab yang tidak baik, tidak enak di dengar, dan dapat membuat orang lari menjauh.
Sebagian orang terkadang mengadngkat suara ketika menguap untuk membuat orang lain tertawa, dan dia bangga melakukannya. Ketahuilah! Itu adalah perbuatan yang tidak baik. Justru malah setan yang akan menertawakan dirinya. Maka itu, hendaklah ia meninggalkan menuguap dengan cara seperti itu.

Catatan Penting
1.      Tidak ada doa atau bacaan khusus ketika menguap.
Sebagian orang ada yang mengucapkan ta’awwudz[1] (a’udzubillahi minasy syaithonir rojim; aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk) setiap kali menguap. Hal ini merupakan kesalahan yang dapat kita lihat dari beberapa sisi:
~        Hal ini adalah ucapan atau doa yang tidak ada contohnya dari Nabi shalallahu’alihi wa sallam dan para sahabat. Bila itu baik,niscaya mereka jauh-jauh hari sudah mendahului kita dalam mengamalkannya.
~        Mengamalkan suatu amalan dan meyakininya termasuk agama yang tidak ada contohnya merupakan bid’ah (perkara baru dalam agama). Dan bid’ah itu wajib dijauhi.
~        Orang yang membaca doa ini telah meninggalkan sunnag Nabi shalallahu’alaihi wa sallam ketika menguap, yakni perintah untuk menolaknya sekuat tenaga dan menutup mulut dengan tangan.
2.      Setahu kami, tidak ada satupun keterangan dari Nabi shalallahu’alaihi wa sallam tentang tata cara menutup mulut dengan tangan.
Sebagian orang mengatakan bahwa caranya adalah dengan punggung tangan, bukan tangan bagian dalam. Maka itu kita katakana,”Tunjukannlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang-orang yang benar.” (Qs. Al Baqoroh: 111)
Hendaklah orang yang berkata demikian bisa menunjukkan dalil dari hadits Rasulullah shalalallahu’alaihi wa sallam atau atsar sahabat yang dapat dijadikan hujjah. Bila ada dalil yang shahih maka kami terima. Bila tidak, maka janganlah kita berkata dalam agama tanpa ilmu yang nyata.[2]
Demikianlah beberapa adab ringan seputar menguap. Semoga bermanfaat dan dapat diamalkan. Allahu al Muwaffiq wallahu ta’ala a’lam.

Refrensi Penting:
1.      Shahih al Bukhari
2.      Shahih Muslim
3.      Mausu’ah al Adab al Islamiyyah, Abdul Aziz Asy Syalhub (terjemahan Indonesia Ensiklopedi Adab Islam terbitan pustaka Imam Syafi’i.
4.      Kitab al adab, Fuad bin Abdul Aziz Asy Syalhub (terjemahan Indonesia kitab Adab terbitan pustaka Griya Ilmu)
5.      Manzhumah Ushul al Fiqh wa Qowa’idhuha, Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah, dll.


Ditulis oleh Ustadz Abu Musa al Atsari dari majalah Adz Dzakhirah vol 8 edisi 65 hlm. 43-46.
Ditulis kembali dan sedikit penambahan oleh Saiful Abu Zuhri.



Pekalongan, Jum’at 23 Agustus 2013 M ketika bangun dari tidur dan banyak menguap sekalian mengamalkan risalah ini.



[1] Dahulu ketika saya sekolah di madrasah ibtida’iyyah guru kami disana mengajarkan hal seperti ini padahal hal ini tidak ada contohnya/tuntunannya. Allahumusta’an.
[2] Mungkin disini ditinjau dari segi ilmu kedokteran. Allahu’alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar