Rabu, 16 Oktober 2013

Kunci Selamat Dari Adzab Kubur yang Dahsyat








Kehidupan di dunia yang amat singkat ini adalah merupakan bagian dari perjalanan manusia yang amat panjang.
Meninggal dunia adalah perkara yang pasti. Setelah itu dilanjutkan dengan tinggalnya seseorang di alam kubur sampai tegaknya hari kiamat.
Dalam kubur, terdapat suatu adzab yang tersendiri, di antaranya yaitu pukulan yang dahsyat, himpitan tanah sampai tulang rusuknya berselisih, panas yang memenuhi ruang kuburnya, dan lain-lain sebagaimana dijelaskan dalam hadits-hadits yang shahih.
Dalam masa penantian ini, tentu saja setiap orang menginginkan untuk selamat dari adzab yang ada dalam kuburnya. Semoga Allah melindungi kita semua dari adzab kubur.
Berikut ini adalah beberapa perkara yang dapat menyelamatkan seseorang dari adzab kubur, antara lain yaitu[1] :

1.      Membaca surat tabarak setiap malam.
Hal itu berdasarkan sabda Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam :
Surat Tabarak adalah pelindung dari adzab kubur.” (Syaikh Albani berkata dalam Shahih al Jami’ush shaghir no. 3646,”Shahih”)
Dari Abdullah bin Mas’ud, beliau berkata: Barangsiapa yang membaca Tabarakalladzi Biyadihil Mulku setiap malam, maka Allah ta’ala akan menahannya disebabkan oleh bacaan tersebut dari adzab kubur. Kami pada masa Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam menamainya al-Mani’ah (penahan). Ia dalam kitabullah adalah sebuah surat yang barangsiapa yang membacanya dalam suatu malam, maka dia telah banyak dan berbuat baik. (shahih Targhib wa tarhib no. 1589, Syaikh Albani berkata,”Hasan”)
2.      Menjaga diri dari percikan air kencing.
Meninggalkan bersuci dari najis setelah buang air kecil dan tidak berhati-hati dengannya sehingga mengenai anggota badan atau pakaian adalah perkara terbanyak yang menyebabkan seseorang mendapatkan adzab kubur. Dalilnya adalah sabda Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam:
“Kebanyakan adzab kubur itu adalah disebabkan oleh air kencing.” (Syaikh Albani berkata dalam Shahih Al Jami’ush shaghir no. 3971,”Shahih”)
Imam al Munawi berkata,”Maksudnya adalah bahwa kebanyakan adzab kubur itu adalah disebabkan oleh sikap meremehkan dalam menjaga dari air kencing.” (Faidhul Qadir syarh shahih Jami’ush Shaghir jilid 4 hlm. 299)
3.      Menajauhi perbuatan Namimah (mengadu domba).
Berlaku mengadu domba sesama manusia adalah termasuk sebab diadzabnya seseorang di alam kuburnya. Hal itu berdasarkan hadits berikut.
Dari Ibnu Abbas radiyallahu’anhu ia berkata: Nabi shalallahu’alahi wa sallam pernah melewati dua buah kuburan, lalu beliau bersabda,”Sesungguhnya keduanya sedang diadzab. Tidaklah keduanya diadzab disebabkan perkara yang (tampak) besar. Adapun salah satunya tidak bersuci ketika buang air kecil, sedangkan orang yang kedua adalah dahulunya berjalan dengan melakukan namimah (adu domba).” Kemudian beliau mengambil sebuah pelapa kurma yang masih basah, lalu beliau membelahnya menjadi dua bagian, lalu menancapkan pada masing-masing kuburan tersebut sebatang. Mereka (yaitu para sahabat) bertanya,”Wahai Rasulullah mengapa engaku melakukan hal itu?”. Beliau menjawab,”Semoga Adzab kubur itu diringankan atas keduanya selama kedua batang tersebut belum kering.” (HR. Bukhari no.218 dan Muslim no. 292)
4.      Meninggalkan perbuatan dan perkataan yang mengandung ghibah (menggunjing).
Hal itu berdasarkan sabda Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam: “Sesungguhnya keduanya sedang diadzab, dan keduanya tidaklah diadzab disebabkan oleh perkara yang tampak besar, adapun salah satunya adalah diadzab disebabkan oleh air kencing, sedangkan yang kedua adalah diadzab disebabkan oleh ghibah.” (Syaikh Albani berkata dalam shahih Al Jami’ush shaghir no. 2441,”Shahih”).
Al Hafidzh Ibnu Rajab rahimahullah berkata,”Maksiat yang menyebabkan adzab pada hari kiamat ada dua macam, yaitu hak Allah dan hamba-hambaNya.
Perkara pertama yang diadili pada hari kiamat dari jenis hak-hak Allah adalah shalat[2], sedangkan dari jenis hak-hak hamba adalah masalah darah[3].
Adapun dialam barzakh, maka perkara yang diadili pertama kali adalah muqoddimah (pendahuluan) dari dua hak ini dan sarana-sarananya.
Jadi, muqoddimah shalat adalah bersuci dari hadats dan najis, sedangkan muqoddimah masalah darah adalah namimah (perbuatan mengadu domba) dan merendahkan kehormatan. Dua perkara ini adalah berupa gangguan yang paling ringan (dalam hal pelanggarannya), oleh karena itu perhitungan dan adzab di alam barzakh dimulai dengan keduanya.” (Ahwal al Qubur wa Ahliha an Nusyuur hlm. 89)
5.      Tidak berwasiat agar diadakan niyahah (ratapan) setelah meninggalnya.
Berwasiat kepada orang lain agar meratapi kematiannya adalah merupakan perbuatan yang diharamkan dan menyebabkan diadzabnya seseorang dalam kuburnya. Dalilnya adalah sabda Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam:
Mayit (orang yang telah meninggal) itu diadzab di alam kuburnya disebabkan oleh ratapan atasnya.” (HR. Bukhari no. 1292 dan Muslim no. 927)
Imam al Baihaqi rahimahullah berkata,”Bab adzab kubur yang dikhawatirkan akan menimpa disebabkan oleh ratapan untuk mayit. Sebagian ahli ilmu berkata,”Hal itu apabila (orang yang meninggal dunia)  berwasiat agar diratapi setelah mati.” (Itsbaat adzab al Qobr, hal. 91)
6.      Selalu berada dalam keadaan suci ketika shalat
7.      Menolong orang yang terdzalimi
Kedua perkara ini (no.7 dan 8) berdasarkan sabda Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam:
Ada seorang hamba diantara hamba-hamba Allah yang dipukul di kuburnya seratus cambukan. Ia terus menerus memohon dan berdoa agar pukulannya hanya satu kali saja, maka kuburnya pun menjadi penuh dengan api. Ketika telah diangkat dan tersadar, maka ia berkata,”Mengapa engkau memukulku?” Maka dijawab,”Sesungguhnya engkau pernah sholat sekali tanpa  bersuci dan engkau telah melewati orang yang terdzalimi, akan tetapi engkau tidak menolongnya.”(Shahih Targhib no. 2234, Syaikh Albani berkata,”Hasan Lighorihi”).
8.      Bersedekah.
Bersedekah adalah dapat menyelamatkan dari adzab kubur. Dalilnya adalah sabda Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam:
Sesungguhnya sedekah itu benar-benar dapat memadamkan panasnya kubur dari orang yang menghuninya. Dan seorang mukmin itu hanyalah bernaung pada hari kiamat dibawah naungan sedekahnya.” (Ash Shahihah no. 3484)
9.      Amal-amal shalih seperti shalat, puasa, kebaikan, dan sebagainya.
Hal itu berdasarkan sabda Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam:
Sesungguhnya mayat itu apabila diletakkan di dalam kuburnya, maka ia mendengar suara sandal-sandal mereka ketika mereka berpaling darinya. Apabila dia orang yang beriman, maka shalat itu berada disamping kepalanya, puasa berada disebelah kanannya, zakat berada disebelah kirinya, dan perbuatan baik seperti sedekah, shalat, perbuatan ma’ruf, perbuatan ihsan kepada manusia berada di kedua kakinya. Lalu didatangi dari arah kepalanya, maka shalat berkata,”Tidak ada jalan masuk dari arahku”. Lalu dating dari sebelah kanannya, maka puasa mengatakan,”Tidak ada jalan masuk dari arahku”. Kemudian didatangi dari sebelah kirinnya, maka zakat berkata,”Tidak ada jalan masuk dari arahku.” Lalu didatangi dari arah kedua kakinya, maka perbuatan baik yang berupa sedekah, shalat, perbuatan ma’ruf dan ihsan kepada manusia mengatakan,”Tidak ada jalan dari arahku.” Lalu dikatakan kepada orang tersebut,”Duduklah”……(Shahih Targhib no. 3561, Syaikh Albani berkata,”Hasan”).
10.  Membaca Al Qur’an.
11.  Berjalan menuju masjid.
Membaca al Qur’an dan melangkah menuju masjid untuk beribadah di dalamnya adalah perkara yang dapat menyelamatkan dari adzab kubur. Hal itu berdasarkan sabda Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam:
Seseorang didatangkan di dalam kuburnya. Apabila ia didatangi dari arah kepalanya, maka bacaan al Qur’an membelanya. Apabila didatangi dari arah kedua tangannya, maka sedekah membelanya. Apabila didatangi dari arah kedua kakinya, maka langkah orang itu ke masjid-masjid membelanya.” (Shahih Targhib no. 405, Syaikh Albani berkata,”Hasan”).
12.  Berlindung dari adzab kubur.
Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam telah memerintahkan kepada umatnya agar berlindung dari adzab kubur. Perintah tersebut tidak hanya sekali, bahkan berulang-ulang dalam beberapa keadaan yang  ditemui seorang muslim setiap harinya. Diantaranya adalah:
    -  Setiap selesai tasyahud akhir
Hal itu berdasarkan sabda Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam:
Apabila salah seorang diantara kalian telah selesai dari bertasyahud akhir, maka mintalah perlindungan kepada Allah dari empat perkara: dari adzab Jahanam, dari adzab kubur, dari fitnah hidup dan mati, dan dari keburukan fitnahnya Dajjal al Masih. (HR. Muslim no. 558)
    - Pagi dan Petang
Ibnu Mas’ud radiyallahu’anhuma berkata,”Dahulu Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam berada pada waktu petang beliau membaca:
Kami berada pada waktu petang, sedangkan kekuasaan adalah kepunyaan Allah. Segala puji bagi Allah. Tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan hanya kepada Allah semata. Ya Allah aku memohon kebaikan malam ini dan berlindung dari keburukan mala mini dan keburukan apa-apa yang ada setelahnya. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kemalasan, dan buruknya masa tua. Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari adzab di Neraka dan adzab di alam kubur.” (HR. Muslim no. 2723)

Demikianlah sebagian diantara perkara-perkara yang dapat menyelamatkan kita semua dari adzab kubur. Semoga Allah melindungi kita semua darinya. Amiin Ya Rabbal ‘Alamiin.

-------------------------------------- ----------000----------------------------------------------------


Ditulis oleh Ustadz Muhtar Arifin Lc dalam majalah Adz Dzakhirah vol 8 edisi 65 hlm. 24-29
Ditulis kembali oleh Saiful ‘Abu Zuhri’ dengan sedikit tambahan dan perubahan.
Pekalongan, 19 Agustus 2013, dimalam hari yang sunyi.



[1] Pembahasan ini merujuk kepada: At Tadzkirah bi Ahwal al Mauta wa umuur al Akhiroh, karya Imam Qurthubi rahimahullah hlm. 392-405 dengan tahqiq Dr. Shaddiq bin Muhammad cet. Darul Minhaj Riyadh dll.
[2] Hal itu berdasarkan sabda Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam,“Sesunnguhnya amalan seorang hamba yang pertama kali dihisab ialah shalatnya. Maka jika baik (shalatnya), maka dia beruntung dan selamat. Dan jika rusak (shalatnya), sungguh dia rugi dan celaka. (HR. Tirmidzi 2/2269, lihat Ash shahihah no. 539)
[3]Hal ini juga berdasarkan sabda Rasulullah shalallahu’alahi wa sallam,”Sesunggunya perkara pertama yang diadili diantara (hak) manusia adalah masalah darah. (HR. Bukhari, aku menuliskan hadits ini berdasarkan hafalanku dan tidak sombong makanya aku tidak mencantumkan penomoran haditsnya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar