Selasa, 06 Januari 2015

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Mujadid Abad ke-12 Hijriyyah


Nama dan Nasabnya
Beliau adalah Syaikhul Islam Abu Abdillah Muhammad bin Abdul Wahhab bin Sulaiman bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Rasyid bin Barid bin Muhammad bin Barid Musyrif bin Umar bin Mi’dhad bin Ris bin Zakhir bin Muhammad bin Alwi bin Wuhaib bin Qasim bin Musa bin Mas’ud bin ‘Uqbah bin Sani’ bin Nasyhal bin Syaddad bin Zuhair bin Syihab bin Rabi’ah bin Abi Sud bin Malik bin Hanzhalah bin Malik bin Zaid bin Manat bin Tamim bin Murr bin Ud bin Thabikhah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’d bin Adnan Al-Musrify Al-Wuhaiby At-Tamimy.

Kelahirannya
Beliau-rahimahullah- dilahirkan pada tahun 1115 H di Uyainah dalam lingkungan keluarga yang penuh dengan pancaran ilmu, ayahandanya dan kakeknya adalah Qadhi negeri Uyainah.

Sifat-sifatnya
Semenjak kecil beliau-rahimahullah- dikenal sangat tajam pemahamannya, sangat cerdas dan pandai, sangat cepat dalam menghafal dan menulis.

Pertumbuhan Ilmiahnya
Beliau hafal al Qur’an sebelum usia 10 tahun. Beliau berguru kepada ayahandanya dalam masalah fiqh. Semenjak kecil beliau banyak menelaah kitab-kitab fiqh, tafsir, dan hadits, kemudian Allah lapangkan dadanya dalam ma’rifat tauhid dan hal-hal yang berhubungan dengannya. Beliau sangat bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, dalam usia yang sangat muda beliau sudah mendapatkan bagian yang besar dari ilmu, sampai-sampai ayahandanya sangat kagum kepada pemahamannya dan mengatakan,”Sungguh aku telah banyak mengambil faidah-faidah yang banyak dalam masalah hukum dari anakku Muhammad.”
Ketika beliau menelaah kitab-kitab tafsir dan hadits, dari makna-makna ayat-ayat dan hadits-hadits yang shahih jelaslah  bagi beliau bahwa kesyirikan yang banyak dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya adalah kesyirikan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya, dan bahwasanya kesyirikan tersebut adalah kesyirikan yang tidak diampuni oleh Allah bagi siapa yang belum bertaubat darinya.


Guru-gurunya
Ø  Diantara guru-gurunya dari ahli Uyainah adalah ayahandanya Syaikh Abdul Wahhab Qadhi Uyainah dan pamannya Syaikh Ibrahim Sulaiman.
Ø  Adaapun guru-gurunya dari ahli Makkah adalah Syaikh Abdullah bin Salim Al Bashry dan yang lainnya.
Ø  Adapun guru-gurunya dari ahli Madinah adalah Syaikh al Muhaddits Abdullah bin Ibrahim bin saif, Syaikh al Muhaddits Muhammad bin Hayat As Sindy, Syaikh Isma’il bin Muhammad Al Ujluny, Syaikh Ali Afandi bin shadiq Ad Daghistany, Syaikh Abdul Karim Affandy Ad Daghistany, Syaikh Muhammad Al Burhany, Syaikh Utsman Ad Diyar Bakry, dan yang lainnya.
Ø  Gurunya dari ahli Baghdad adalah Syaikh Shibghatullah Al Haidary.
Ø  Gurun-gurunya ahli Bashrah adalah Syaikh Muhammad Al Majmu’I dan yang lainnya.
Ø  Guru-gurunya dari ahli Ahsa’ adalah Syaikh Abdullah bin Fairuz Al Kafif dan yang lainnya.
Ø  Gurunya dari ahli Maushil adalah Syaikh Mula Hamd Al Jamly

Murid-muridnya
Diantara murid-muridnya adalah keempat puteranya Abdullah, Husain, Ali dan Ibrahim, cucunya Abdurrahman bin Hasan, Hamd bin Nashir bin Ustman bin Mu’amar, Abdul Aziz bin Abdullah Al Husainy, Sa’id bin Hajjy, Muhammad bin Suwailim, Abdurrahman bin Khumais, Abdurrahman bin Nami, Muhammad bin Sulthan Al ‘Ausajy, Abdurrahman bin Abdul Muhsin Aba Husain, Hasan bin Abdullah bin ‘Iidan, Abdul Aziz bin Suwailim A Urainy, Hamd bin Rasyid, dan masih banyak lagi selain mereka.

Pujian Para Ulama Kepadanya
Syaikh Muhammad Rasyid Ridho berkata,”Adalah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab An Najdy termasuk para mujadid, beliau menyeru kepada pemurnian tauhid dan pengikhlasan ibadah kepada Allah semata sesuai dengan apa yang Dia syari’atkan dalam kitabnya dan lisan Rasul-Nya shalallahu’alaihi wa sallam.”
Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata,”Seorang Imam yang mendapat petunjuk, da’I yang agung, mujadid Islam abad ke-12, penyeruh kepada sunnah, dialah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab bin Sulaiman bin Ali At Tamimy Al Habaly.”
Abdul Muta’al Ash Sha’idy rahimahullah meneyebut belaiu sebagai seorang mujadid dalam kitabnya Al Mujaddidun fil Islam.
Banyak ulama-ulama yang lain yang memuji beliau dalam sya’ir-sya’irnya mereka seperti Syaikh Husain bin Ghannam dalam kitabnya Raudhah Ibnu Ghanam 2/155-156, Al Imam Syaukani Al Yamany dalam ritsa’nya kepada Syaikh yang mencapai lebih dari seratus bait sebagaimana yang tercantum dalam Ad Durar Saniyyah 12/20-24, Al Imam Muhammad bin Ismail Ash Shan’any, dan yang lainnya.

Dakwah dan Perjuangannya
Ketika Syiakh Muhammad bin Abdul Wahhab melakukan perjalanan untuk menuntut ilmu di Madinah Nabawiyyah beliau bertemu dengan Syaikh Muhammad Hayat As Sindi, seorang muhaddits yang masyhur penulis Hasyiyah Shahih Bukhari dan yang lainnya. Beliau kemudian berguru kepadanya dalam waktu yang cukup lama dan banyak mengambil faedah darinya.
Syaikh Muhammad Hayat  As Sindi adalah seorang yang sangat mengingkari kebid’ahan dan kesyirikan, beliau juga membenci ta’ashub kepada madzab tertentu sehingga menolak sunnah yang tsabit dari Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam.
Syaikh Abdullathif bin Abdurrahman Alu Syaikh berkata,”Syaikh Muhammad Hayat As Sindi memiliki andil yang besar di dalam mengarahkan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab kepada tauhid yang lurus, memurnikan ibadah kepada Allah semata, melepaskan diri dari taqlid buta, dan menyibukkan diri dengan Kitab dan Sunnah.”
Sepulangnya beliau dari negerinya Uyainah beliau melancarkan dakwah tauhid dan dissambut baik oleh Amirnya waktu itu Utsman bin Muhammad bin Mu’ammar.
Dengan dukungan Amir Uyainah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab menghancurkan kubah-kubah kuburan dan tempat-tempat kesyirikan yang lainnya, menegakan syariat, beliau juga berdakwah melalui tulisan dan kajian dengan menggali dan menyebarkan Kitab dan Sunnah serta sirah Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam.
Tetapi dakwah beliau tidak berjalan mulus, masyarakat Badui yang merasa terancam dengan dakwah Syaikh menghasut dan mengancam Amir Uyainah Utsman bin Muhammad bin Mu’ammar yang kemudian meminta Syaikh untuk keluar dari Uyainah.
Maka keluarlah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dari Uyainah menuju ke Dar’iyyah, disana beliau disambut baik oleh Amirnya Muhammad bin Su’ud dan bahkan dia berjanji akan selalu mendukung dan membela dakwah Syaikh.
Maka syaikh berada di Dar’iyyah dalam keadaan penuh dihormati, didukung, dicintai dan dibela. Beliau susun taklim dan kajiannya yang meliputi tentang Aqidah, Al Qur’an, tafsir, Fiqih dan Ushulnya, Hadits dan Ushulnya, Bahasa Arab, Tarikh Islam, dan ilmu yang bermanfaat lainnya. Beliau sebarkan ilmu agama di Dar’iyyah dan tak henti-hentinya beliau berdakwah.
Setelah itu Syaikh menyebarkan dakwah tauhid ke negeri-negeri sekitar Dar’iyyah seperti Riyadh, Kharaj, Qashim, Makkah, Madinah, dan bahkan ke Mesir, Syam, Irak, India, Yaman, dan Negara-negara lainnya.
Demikian dakwah tauhid yang dilancarkan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab tersebar di dalam dan luar jazirah arab, banyak masyarakat yang terkesan dan tertarik oleh dakwash Syaikh, baik mereka yang ada di India, Indonesia, Afghanistan, Afrika Utara, dan yang lainnya.
Syaikh juga berjihad mendakwahkan tauhid dengan pedang dan didukung langsung oleh Amir Muhammad bin Su’ud, cikal bakal negeri Saudi Arabia.
Hampir lima puluh tahun jihad dan dakwah ini berlangsung, hingga akhirnya umat taat dan masuk ke dalam agama Allah yang haq, mereka hancurkan tempat-tempat kesyirikan, mereka menjadikan syariat sebagai landasan hokum yang mereka taati, mereka tinggal hukum-hukum dan perundang-undangan produk nenek moyang mereka, masjid di ramaikan dengan shalat dan halaqah-halaqah pengajian, amar ma’ruf dan nahi munkar pun ditegakkan.

Tulisan-tulisannya
Di antara tulisan-tulisan beliau adalah Kitabut Tauhid, Kasyaful Syubhat, Ushulul Iman, Fadhailul Islam, Fadhailul Qur’an, Mukhtasar Sirah, Majmu’ul Hadits ala Abwabil Fiqh, Mukhtasar Al Inshaf, Mukhtasar Shawa’Iq, Mukhtasar Fathul Barry, Mukhtasar Zadul Ma’ad, dan yang lainnya.

Wafatnya
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab wafat di Dar’iyyah hari senin Akhir Dzul Qo’dah tahun 1206 H dalam usia 92 tahun. Semoga Allah meridhoinya dan menempatkan dalam keluasan jannahNya.

Rujukan
Al Imam Muhammad bin Abul Wahhab Da’watuhu wa Siratuhu oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baz dan Aqidah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab As Salafiyyah oleh Syaikh Shalih bin Abdullah Al ‘Abud.
(Disalin dari majalah Al Furqon edisi 8 tahun IV 1426 H hlm. 47-48)
Alhamdulillah selesai sudah penulisan biografi syaikh walaupun singkat kita dapat mengenal siapa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab itu yang merupakan seorang mujadid Islam. Allahu’alam.

                                                                                    


Pekalongan, 14 Rabiul Awwal 1436 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar