Dalam
mengarungi kehidupannya, manusia tidak bisa lepas dari cobaan. Diantar cobaan
yang dihadapi manusia adalah Allah mentakdirkan sebagian manusia belum di
karuniai keturunan. Ingatlah Allah berfirman:
Kepunyaan
Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptkan apa yang Dia kehendaki. Dia
memberikan anak-anak perempuan siapa yang dikehendaki dan memberikan anak-anak
lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki. Atau Dia menganugerahkan kedua jenis
laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan
mandul siapa yang dikendaki. Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha kuasa. (Qs. As Syuro : 49-50)
Begitulah sunatullah
dan ketentuan-Nya. Sebab itu, tugas kita sebagai seorang muslim yang belum
dikaruniai anak adalah menerima, sabar, dan mengharap pahala yang disertai
dengan usaha agar mendapat buah hati. Kita tidak mengeluh dan membenci takdir
Allah sebab kalu demikian kita akan rugi dua kali, tidak dapat pahala dan mungkin
tidak mendapat keturunan selamanya! Berikut adalah untaian nasehat bagi pasutri
yang belum dikaruniai anak. Semoga nasehat ini dapat mengobati kegundahan dan
kegelisahan hati karena belum dikaruniai anak. Wallahul Muwaffiq.
Anak Adalah
Perhiasannya Kehidupan Dunia
Keinginan mempunyai
anak adalah perkara yang fitri (merupakan fitra insani). Bahkan itu merupakan
kecintaan yang dibenarkan dan diatur oleh syariat. Anak adalah perhiasan dunia.
Allah berfirman:
Dijadikan
indah pada (pandangan) manusia kepada apa-apa yang diingini, Yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah lading. Itulah kesenangan hidup di
dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (Qs. Ali Imran : 14)
Allah Ta’ala
juga berfirman:
Harta dan
anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi
shalih adalah lebih baik pahalanya di sisi Rabbmu serta lebih baik untuk
menjadi harapan. (Qs.
Al Kahfi : 46)
Imam Ibnu
Katsri rahimahullah berkata,”Cinta kepada anak kadangkala hanya untuk
kebanggaan dan sebagai perhiasan saja. Kadangpula, (seseorang) ingin punya anak
tujuannya untuk memperbanyak keturunan, memperbanyak umat Nabi Muhammad
shalallahu’alaihi wa sallam, agar mereka menjadi generasi yang beribadah kepada
Allah saja dan tidak menyekutukan-Nya, maka tujuan semacam ini adalah terpuji
dan baik.” (Tafsir Ibnu katsir 2/19)
Akan tetapi,
hendaknya seorang muslim senantiasa mawas diri ketika sudah dikaruniai anak. Janganlah
ia melalaikan amanat Allah. Pendidikan agama dan segala kebaikan yang dapat
membentuk diri sang buah hati menjadi anak yang baik dan shalih harus
diperhatikan pula. Jangan sampai anak malah menjadi boomerang dan fitnah
(cobaan) bagi kedua orang tuanya. Allah berfirman:
Sesungguhnya
hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaab (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala
yang besar. (Qs. At Taghobun
: 15)
Apabila tujuan
punya anak hanya untuk berbangga-bangga tanpa memperhatikan pendidikan agama
dan kebaikannya untuk menjadi anak shalih, maka ini adalah tercela dan
tergolong lalai akan amanat Allah. Allah berfirman:
Bermegah-megahan
telah melalaikan kamu. (Qs. At Takatsur : 1)
Yaitu (kegiatan)
memperbanyak harta dan anak telah menyibukkan kalian, (kalian) berbangga-bangga
dengannya. (lihat Fathul Qodir 5/488)
Butuh
Kesabaran
Rasulullah
shalallahu’alaihi wa sallam bersabda,”Permisalan seorang mukmin seperti
tanaman, angin akan senantiasa menerpanya. Seorang mukmin itu akan senantiasa
ditimpa cobaan.” (HR. Muslim 2809)
Ibnul Jazi rahimahullah
berkata,”Dunia ini dijadikan tempat cobaan bagi manusia. Hendaknya orang
berakal selalu melatih diri agar bersabar. Apa yang diraih manusia berupa
keinginannya adalah kemurahan dari Allah, dan apa yang tidak di dapat merupakan
asala dari tujuan dunia ini.” (lihat shoidul khothir hlm. 626)
Seorang muslim
yang cerdas tidak terlarut dalam kesedihan. Dia harus bangkit menatap hari
esok. Dia harus mempersiapkan diri menuju kampong yang kekal. Sebab itu, wahai
wanita muslimah yang belum dikaruniai anak, hendaknya bersabar karena Allah
akan melipatgandakan pahala orang-orang yang sabar ditimpa cobaan. Allah
berfirman:
Katakanlah:
“Hai hamba-hambaku yang beriman. Bertaqwalh kepada Rabbmu.” Orang-orang yang
berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu luas. Sesungguhnya
hanya orang-orang yang bersabarlah pahala mereka yang dicukupkan tanpa batas.: (Qs. az Zumar : 10)
Apabila seorang
hamba ditimpa musibah kemudian dia beriman kepada takdir dan bersabar serta
mencari pahala maka kesedihan dan musibahnya akan terasa ringan. Dia akan
mendapatka pahala yang sempurna, menjadi orang-orang yang mulia lagi utama. Itu
adalah keutamaan Allah yang diberikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki.
(lihat ar Riyadh an Nadhiroh karya Syaikh as Sa’di hlm. 75)
Kiat-kiat
Agar Segera Mendapatkan Buah Hati
Tidak ada
cobaan kecuali ada jalan keluar. Demikian pula ujian belum dikaruniai anak,ada
beberapa sebab yang bisa ditempuh. Kiat-kiat apa saja yang bisa dikerjakan oleh
kedua pasangan yang merindukan buah hati? Diantaranya:
1. Berdo’a
Do’a adalah perkara
menakjubkan. Allah Ta’ala berfirman:
Dan apabila hamba-hamba-Ku
bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwsanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan
permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku. (Qs. al Baqoroh : 186)
Sebagai pelajaran,
renungilah kisah Nabi Zakaria ‘alaihi sallam yang sudah berumur 90
tahun-dalam sebagian keterangan disebutkan bahwa beliau sudah berumur 120 tahun
(lihat Fathul Qodir 1/388)-tetapi belum juga dikaruniai anak. Akan tetapi
beliau tidak berputus asa dalam berdo’a kepada Allah untuk meminta keturunan.
Allah mengisahkan:
Dan (ingatlah kisah)
Zakaria, tatkala ia menyeru Rabbnya: “Ya Rabbi janganlah engkau menjadikan aku
seorang diri dan Engkaulah waris yang baik.” (Qs. al Anbiya’ : 89)
Allah Ta’ala juga
berfirman :
Di sanalah Zakaria
berdo’a kepada Rabbnya seraya berkata,”Ya Rabbi, berilah aku dsari sisi Engkau
seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha pendengar do’a.” (Qs. Ali Imran : 38)
Apa hasilnya? Allah
melanjutkan firman-Nya:
Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria sedang ia
tenah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): “Sesungguhnya Allah
menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya, yang membenarkan
kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa
nafsu) dan seorang nabi dan keturunan orang-orang shalih.” (Qs. Ali Imran : 39)
Allah mengabulkan do’anya
padahal usianya sudah lanjut bahkan isterinya berusia 98 tahun. (Lihat Fathul
Qodir 1/388)
2. Istighfar
Dalam istighfar terdapat
manfaat dan faedah yang sanagt banyak. Istighfar melapangkan rezeki,
memperbanyak keturunan, harta, dan sebagainya. Allah berfirman:
Maka Aku katakana kepada
mereka: “Mohonlah ampun kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha pengampun. Niscaya
Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakan harta dan
anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula
didalamnya) untukmu sungai-sungai.” (Qs. Nuh : 10-12)
Imam Qurthubi rahimahullah
menyebutkan dari Ibnu Subaih bahwasanya ada seseorang yang mengadukan musim
paceklik kepada Hasan al Bashri rahimahullah, maka Hasan al Bashri
berkata,”Istighfalah engkau kepada Allah”. Ada lagi yang mengadu bahwa dia
miskin, Hasan al Bashri tetap menjawab,”Mintalah ampun kepada Allah.” Lain lagi
orang yang ketiga, dia berkata,”Do’akanlah saya agar dikaruniai anak.” Hasan al
bashri tetap menjawab,”Mintalh ampun kepada Allah.” Kemudian ada yang mengadu
bahwa kebunnya kering. Hasan al Bashri tetap menjawab,”Mohonlah ampun kepada
Allah.” Melihat hal itu Robi’ bin Subaih bertanya,”Tadi orang-orang datang
kepada engkau untuk mengadukan berbagai permasalahan, dan engkau memerintahkan
mereka semua agar bersitighfar, mengapa begitu?” Hasan al Bashri menjawab,”Aku
tidak menjawab dari diriku pribadi (tetapi) karena Allah telah mengatakan dalam
firman-Nya (dalam surat Nuh : 10-12 tersebut diatas.)” (Lihat Tafsir al
Qurthubi 18/302, Ruhul Ma’ani 29/73, Fathul Baari 11/101).
3. Ruqyah Syar’iyyah
Ruqyah artinya bacaan. Maksudnya adalah
membacakan ayat al Qur’an atau dzikir-dzikir kepada orang yang sakit. Dalil akan
bolehnya ruqyah adalah firman Allah:
Dan Kami turunkan dari
al Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman
dan al Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang zalim selain kerugian. (Qs. al Isro’ : 82)
4. Minum Madu
Yang meunjukka madu
sebagai obat adalah firman Allah:
Kemudian makanlah dari
tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah dimudahkan
(bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam
warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-bena terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi
orang-orang yang memikirkan. (Qs an Nahl : 69)
5. Habbatussauda’
Habbatusauda’-atau yang lebih terkenal dengan nama
jintan (jinten) hitam- mempunyai khasiat yang mujarab. Rasulullah shalallahu’alaihi
wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya
habbatusauda’ adalah obat bagi seluruh penyakit kecuali as samm. As samm adalah kematian.” (HR.
Bukhari 5687 dan Muslim 2215)
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah
berkata,”Pengobatan nabawi tidak sama seperti pengobatan ahli tabib
yang lain karena pengobatan nabawi adalah sesuatu yang yakin dan pasti, yang bersumber
dari wahyu ilahi, cahaya nabawi. Adapun pengobatan selainnya adalah terkaan,
sangkaan, dan percobaan belaka. Dan tidak di ingkari pula oleh kebanyakan orang
yang sakit akan manfaat pengobatan nabawi.” (lihat Zadul Ma’ad 4/33)
6. Pengobatan
Tradisional
Pengobatan Tradisional
apabila terbukti dan tidak melanggar aturan syar’i-teruji secara medis dan
tidak ada unsur haram yang melanggar aturan berobat dalam agama-maka bisa
ditempuh.
7. Konsultasi
kepada para dokter
Dengan cara ini kita dapat mengetahui
penyakit apa yang menimpa pasutri yang bisa menyebabkan tidak dikaruniai anak,
dengan mengetahui sebabnya kita bisa meminta para dokter agar bagaimana cara
pengobatannya. Allahu’alam.
Mereka
Adalah Teladan Kita
Ketahuilah
wahai saudaraku, engkau bukan satu-satunya orang yang belum dikaruniai anak. Bahkan
para pendahulumu dari orang-orang yang shalih dan mempunyai keutamaan tidak
mendapat keturunan hingga meninggal dunia. Dari kalangan para Nabi ada Yahya
bin Zakaria dan Isa bin Maryam. (lihat fatwa Lajnah Da’imah 3/387 no
8844). Dari kalangan para isteri Nabi ada Aisyah radiyallahu’anha Ummul
Mukminin. Dari kalangan wanita shalihah ada Asiyah isteri Fir’aun, Ummu Kultsum
radiyallahu’anha putrid Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam dan yang
lainnya. Apakah engkau akan selalu bersedih hati dan menderita karena belum
mendapat keturunan padahal orang-orang yang lebih baik darimu juga mengalami
nasib yang serupa?! Renungilah wahai saudaraku!. Tetaplah bersabar dan berdo’a.
lakukanlah usaha untuk mendapatkan anak dengan cara-cara yang syar’i. janganlah
engkau selalu bersedih. Di hadapanmu ada perkara yang lebih penting yaitu
mempersiapkan bekal untuk menuju kampong akhirat. Wallahu’alam.
Abu Anisah
bin Luqman al Atsari hafidzallah (penulis risalah ini) berkata,”Saya
dalam menyusun tulisan ini banyak mendapat inspirasi dari sebuah risalah Rabbi
La Tadzarni Farda wa Anta Khoir al Warisin karya Syaikh Abdullah bin Abdurrahman ar Ruzaihi
terbitan Darul Wathan.”
(Dinukil
dari Majalah al Furqon edisi 11 tahun 8 Jumada Tsaniyah 1430 H hlm. 58-61
dengan sedikit penambahan dari saya)
Pekalongan,
29 Rabiul Awwal 1436 H
Saiful Abu
Zuhri
Masya Allah..
BalasHapusMasya Allah..
BalasHapus