Dunia
benar-benar telah berubah tanpa dapat dibendung dan dihadang. Perkembangan
berbagai macam ilmu pengetahuan menyeruak dan kuat dalam kehidupan social dan
keberagaman kultur masyarakat. Salah satunya dalam perkembangan teknologi dan
informasi.
Dahulu pada
zaman Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam seseorang yang ingin berhubungan
dengan saudaranya yang jauh hanya bisa dilakukan lewat utusan yang dikirim. Itu
pun membutuhkan waktu yang relatif lama. Denga berjalannnya waktu, sarana
komunikasi terus berkembang menjadi kurir pos tradisional, menggunakan
alat-alat tradisional dan sarana yang sederhana. Dan pembaharuan serta penemuan
dalam bidang komunikasi telah membawa pos tradisional tersebut pada sistem modern
yang ada sekarang.
Salah satu
yang sedang booming adalah smartphone. Hamper tidak ada orang kecuali memiliki
dan memanfaatkan alat satu ini untuk berbagai keperluan. Secara syar’I pun
hukum asalnya sama sekali tidak bermasalah. Karena memang Allah ciptakan segala
sesuatu di muka bumi ini untuk maslahat manusia.
Sampai pun
itu berasal dari penemuan orang kafir. Rasulullah pun menggunakan dan
memanfaatkan ilmu orang kafir dalam masalah duniawi untuk berbagai
kemaslahatan. Banyak hal yang menunjukkan hal ini, diantaranya adalah kisah
Anas bin Malik berikut ini: “Ketika Rasulullah ingin menulis surat ke Romawi,
para sahabat mengatakan,’Orang-orang Romawi tidak membaca surat yang tidak
berstempel.’ Maka Rasulullah membuat stempel yang terbuat dari perak. Seakan-akan
aku melihat warnanya yang putih di tangan Rasulullah shalallahu’alaihi wa
sallam. Ukirannya bertuliskan ‘Muhammad
utusan Allah.’ (HR. Bukhari dan Muslim)
Lihatlah
bagaimana Rasulullah menggunakan ilmu orang kafir Romawi dalam masalah
administrasi kenegaraan. Dimana administrasi Romawi pada saat itu tidak
menerima surat resmi kecuali menggunakan stempel. Dan hal ini tidak digunakan
oleh Bangsa Arab. Rasulullah pun tidak menolak hal ini, bahkan beliau segera
menerima dan memanfaatkannya.
Dalam kisah
lain. Sewaktu perang Ahzab, kaum kafir Quraisy yang merasa belum puas dengan
peristiwa Uhud, merencanakan untuk berkoalisi dengan semua kabilah Arab guna
menyerang kota Madinah. Akhirnya, pada tahun 5 Hijriyah kota Madinah pun
diberondong dengan kekuatan multinasional Arab yang sangat besar. Melihat peta
kekuatan, Rasulullah sangat berhatu-hati ketika mengambil sikap karena kekuatan
yang memang tidak berimbang.
Beliau pun
mengumpulkan sahabat dalam sebuah musyawarah. Dalam rapat tersebut Salman
al-Farisi mengutarakan, bahwa diantara strategi perang bangsa Persia jika
menghadapi lawan yang sangat kuat, mereka membuat benteng pertahanan yang
menghalangi datangnya pasukan musuh dengan cara membuat parit dalam dan lebar.
Perlu diketahui, bahwa zaman itu belum ada pesawat dan kendaraan perang yang
tercanggih adalah kuda. Rasulullah pun menerimanya.
Lihat,
bagaimana Rasulullah memanfaatkan strategi perang yang berasal dari bangsa
penyembah api. Namun karena masalah duniawi, beliau terima dan gunakan.
Karena
prinsip semacam inilah, maka beliau sama sekali tidak mempermasalahkan dari
manakah ilmu duniawi ini berasal; apakah dari negeri kafir ataukah muslim. Dan
ini semakin dibuktikan dengan barang-barang yang ada di zaman Rasulullah.
Pakaian di zaman beliau yang terkenal dari bangsa Yaman, sedangkan Yaman saat
itu adalah negeri ahli kitab.
Pedang yang
terbagus pada zaman itu disebut dengan ‘muhannad’, artinya made in
India. Karena memang peradaban India yang penyembah berhala lebih dahulu
berkembang dibanding dengan Arab. Dan masih banyak lagi.
Demikian
pula dengan berbagai penemuan modern saat ini, yang rata-rata memang berasal
dari negeri kafir. Selagi penemuan tersebut dapat digunakan untuk kebaikan dan
kemaslahatan maka tidak mengapa menggunakannya, bahkan memang terkadang
disyariatkan untuk menggunakannya.
Contoh:
pengeras suara untuk suara adzan dan kajian Islam.
Itu bukan
hanya sekedar boleh, bahkan ada isyarat kuat dari Rasulullah shalallahu’alaihi
wa sallam bahwa hal itu diperintahkan. Lihat saja Rasulullah memilih muadzin,
beliau pilih sahabat yang suaranya bagus dank keras.
Begitu pula
dengan kajian, lihat bagaimana Rasulullah saat berkhutbah hari raya mendatangi
kaum wanita yang berada di barisan belakang, karena mereka tidak bisa
mendengarkan khutbah, sehingga butuh didatangi secara khusus. Lalu, jika
sekarang ditemukan alat untuk mengeraskan suara, maka bukankah itu yang
diharapkan? Bahkan menggunakan alat-alat dan penemuan modern termasuk
kemaslahatan yang diperintahkan oleh agama kita yang mulia.
Saat membahas
kaidah bahwa syariat Islam tidak memerintahkan melainkan dengan sebuah
kemaslahatan dan tidak melarang melainkan kecuali dengan sebuah mafsadah,
syaikh as Sa’do berkata,”Dari kaidah ini dipahami bahwa semua ilmu modern,
berbagai penemuan terbaru yang membawa manfaat untuk kehidupan manusia dalam
agama maupun dunia, adalah termasuk apa yang diperintahkan dan dicintai Allah
dan RasulNya, dan termasuk diantara nikmat Allah.” (Al Qawa’id wa Ushul Jami’ah
hlm. 12)
Bagaimana
dengan Smartphone??
Smartphone
pun demikian. Ala ini sebagaimana alat-alat lainnya pun bisa digunakan untuk
kebaikan. Diantara manfaat-manfaat smartphone dalam rangka kebaikan adalah:
1. Memperluas
jaringan persahabatan (ukhuwah islamiyyah)
Persahabatan dan
persaudaraan dalam islam adalah sesuatu yang sangat ditekankan. Islam
memnganggap bahwa semua kaum muslimin adalah saudara. Dan pada zaman sekarang,
Smartphone sangat membantu untuk tujuan yang mulia ini. Dimana seseorang tidak
perlu mengeluarkan tenaga dan waktu untuk bisa saling berhubungan dengan
saudaranya seislam. Hanya dengan menelphone, sms dan chatting maka tali
persaudaraan dan persahabatan bisa saling terjaga.
2. Memperkuat
silahturahmi.
Silahturahmi yang berarti
menyambung hubungan kekerabatan, mempunyai keutamaan yang sangat besar, diantara
keutamaan silahturahmi Rasulullah menyebutkannya sebagai tanda keimanan
seseorang. (HR. Bukhari Muslim). Bahkan Allah Ta’ala sendiri menjadikan
silahturahmi sebagai salah satu perbuatan yang amat dicintaiNya, sebagaimana
yang dikatakan Rasulullah lelaki khats’am yang datang dan bertanya tentang
amalan yang paling dicintai oleh Allah. (Shahih Targhib 2522). Dan yang menjadi
keniscayaan jika kita melihat keutamaan silahturahmi ini bahwa ia menjadi salah
satu sebab masuknya seorang hamba ke surge. Abu Ayyub Al Anshari berkata: “Ada
seseorang laki-laki badui yang menghadang perjalanan Rasulullah shalallahu’alaihi
wa sallam dan memegang tali kekang unta beliau. Kemudian dia berkata: ‘Ya
Rasulullah ceritakanlah kepadaku amalan yang dapat memasukan aku ke dalam surge
dan menjauhkan aku dari neraka!’ Nabi shalallahu’alaihi wa sallam menjawab: “Engkau
beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan sesuatu pun denganNya, mendirikan
shalat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silahturahmi.” (HR. Bukhari –
Muslim)
Pada zaman dahulu
silahturahmi hamper-hampir hanya bisa dilakukan dengan saling mengunjungi
tempat kerabat kita melalui perjalanan yang cukup melelahkan dan memakan waktu.
Nemun dengan nikmat smartphone sekarang, maka silahturahmi bisa dilakukan lebih
sering dan mudah tanpa harus berkunjung ke tempat kerabat kita. Meskipun ini
bukan berarti kita tidak perlu berkunjung (bertatap muka), tapi melihat
kenyataan smartphone sangat membantu melakukan silaturahmi, terutama yang
dipisahkan jarak dan sibuknya kegiatan.
3. Belajar llmu
agama
Pada zaman seperti ini
(yang mana antara kebenaran dan kebatilan sudah amat samar), belajar ilmu agama
merupakan sebuah kepastian, bagi yang menginginkan kesalamatan kehidupan dunia
dan akhiratnya. Ternyata smartphone sangat bisa diandalkan untuk tujuan yang
mulia ini.
Di zaman ini smartphone
bukan sekedar alat komunikasi saja, tapi juga bisa digunakan untuk belajar ilmu
agama. Dengan berbagai fitur yang terdapat padanya sehingga memudahkan kita
menyimpan berbagai artikel bermanfaat, bahkan kitab. Begitu pula artikel
konsultasi keagamaan dengan ustadz yang terpercaya ilmunya.
Juga berbagai fitur radio
yang terdapat di smartphone sangat bisa digunakan untuk belajar ilmu agama
lewat radio-radio islam yang tersebar di berbagai kota di nusantara.
Maka dari itu, gunakanlahbenda
mungil ini untuk mempelajari dan mendalami ilmu agama dan hal bermanfaat
lainnya.
4. Berdakwah
Dan sebaliknya, bagi
orang yang diberi amanat ilmu oleh
Allah, maka smartphone sangat bisa dimanfaatkan sebagai media berdakwah. Baik lewat
sms center, atau menjawab konsultasi keagamaan, baik secara langsung, SMS atau
yang lainnya.[1]
5. Mendengarkan
murattal al-Qur’an.
Fitur audio yang terdapat
dalam smartphone saat ini sangat memungkinkan untuk digunakan menyimpan file
bacaan murattal al Qur’an dalam format Mp3. Maka dengan sangat mudah kita bisa
mendengarkan alunan murattal al Qur’an dari para Qari nasional maupun
internasional.
Semoga dengan hal itu hidup
kita akan semakin berkah karena semakin
dekat dengan kitabullah dimanapun kita berada.
Saudaraku,
berbagai manfaat smartphone yang bisa dimanfaatkan untuk berbuat kebajikan
adalah salah satu nikmat Allah yang diturunkan kepada kaum muslimin di zaman
ini. Karena itu pandai-pandailah mennggunakannya untuk kebajikan. Semoga dengan
hal itu Allah berkenan memberikan nikmat lain dan menjaga nikmat ini sampai
waktu yang lama bersama kita. Semoga Allah senantiasa menjaga kita semua untuk
tetap teguh diatas jalanNya. Wallahu’alam.
Pekalongan,
24 Shafar 1435 H
Ditulis oleh
Al Ustadz Ahmad sabiq-hafidzallah-
Ditulis kembali
dengan sedikit editing oleh Saiful Abu Zuhri-hafidzallah-
[1]
Biasanya para ikhwan menggunakan smartphone untuk berdakwah banyak yang melalui
social network seperti facebook, twitter dan yang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar