Sabtu, 28 Desember 2013

Raih Pahala Melimpah Dengan Smartphone


Dunia benar-benar telah berubah tanpa dapat dibendung dan dihadang. Perkembangan berbagai macam ilmu pengetahuan menyeruak dan kuat dalam kehidupan social dan keberagaman kultur masyarakat. Salah satunya dalam perkembangan teknologi dan informasi.
Dahulu pada zaman Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam seseorang yang ingin berhubungan dengan saudaranya yang jauh hanya bisa dilakukan lewat utusan yang dikirim. Itu pun membutuhkan waktu yang relatif lama. Denga berjalannnya waktu, sarana komunikasi terus berkembang menjadi kurir pos tradisional, menggunakan alat-alat tradisional dan sarana yang sederhana. Dan pembaharuan serta penemuan dalam bidang komunikasi telah membawa pos tradisional tersebut pada sistem modern yang ada sekarang.
Salah satu yang sedang booming adalah smartphone. Hamper tidak ada orang kecuali memiliki dan memanfaatkan alat satu ini untuk berbagai keperluan. Secara syar’I pun hukum asalnya sama sekali tidak bermasalah. Karena memang Allah ciptakan segala sesuatu di muka bumi ini untuk maslahat manusia.
Sampai pun itu berasal dari penemuan orang kafir. Rasulullah pun menggunakan dan memanfaatkan ilmu orang kafir dalam masalah duniawi untuk berbagai kemaslahatan. Banyak hal yang menunjukkan hal ini, diantaranya adalah kisah Anas bin Malik berikut ini: “Ketika Rasulullah ingin menulis surat ke Romawi, para sahabat mengatakan,’Orang-orang Romawi tidak membaca surat yang tidak berstempel.’ Maka Rasulullah membuat stempel yang terbuat dari perak. Seakan-akan aku melihat warnanya yang putih di tangan Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam. Ukirannya  bertuliskan ‘Muhammad utusan Allah.’ (HR. Bukhari dan Muslim)
Lihatlah bagaimana Rasulullah menggunakan ilmu orang kafir Romawi dalam masalah administrasi kenegaraan. Dimana administrasi Romawi pada saat itu tidak menerima surat resmi kecuali menggunakan stempel. Dan hal ini tidak digunakan oleh Bangsa Arab. Rasulullah pun tidak menolak hal ini, bahkan beliau segera menerima dan memanfaatkannya.
Dalam kisah lain. Sewaktu perang Ahzab, kaum kafir Quraisy yang merasa belum puas dengan peristiwa Uhud, merencanakan untuk berkoalisi dengan semua kabilah Arab guna menyerang kota Madinah. Akhirnya, pada tahun 5 Hijriyah kota Madinah pun diberondong dengan kekuatan multinasional Arab yang sangat besar. Melihat peta kekuatan, Rasulullah sangat berhatu-hati ketika mengambil sikap karena kekuatan yang memang tidak berimbang.
Beliau pun mengumpulkan sahabat dalam sebuah musyawarah. Dalam rapat tersebut Salman al-Farisi mengutarakan, bahwa diantara strategi perang bangsa Persia jika menghadapi lawan yang sangat kuat, mereka membuat benteng pertahanan yang menghalangi datangnya pasukan musuh dengan cara membuat parit dalam dan lebar. Perlu diketahui, bahwa zaman itu belum ada pesawat dan kendaraan perang yang tercanggih adalah kuda. Rasulullah pun menerimanya.
Lihat, bagaimana Rasulullah memanfaatkan strategi perang yang berasal dari bangsa penyembah api. Namun karena masalah duniawi, beliau terima dan gunakan.
Karena prinsip semacam inilah, maka beliau sama sekali tidak mempermasalahkan dari manakah ilmu duniawi ini berasal; apakah dari negeri kafir ataukah muslim. Dan ini semakin dibuktikan dengan barang-barang yang ada di zaman Rasulullah. Pakaian di zaman beliau yang terkenal dari bangsa Yaman, sedangkan Yaman saat itu adalah negeri ahli kitab.
Pedang yang terbagus pada zaman itu disebut dengan ‘muhannad’, artinya made in India. Karena memang peradaban India yang penyembah berhala lebih dahulu berkembang dibanding dengan Arab. Dan masih banyak lagi.
Demikian pula dengan berbagai penemuan modern saat ini, yang rata-rata memang berasal dari negeri kafir. Selagi penemuan tersebut dapat digunakan untuk kebaikan dan kemaslahatan maka tidak mengapa menggunakannya, bahkan memang terkadang disyariatkan untuk menggunakannya.
Contoh: pengeras suara untuk suara adzan dan kajian Islam.
Itu bukan hanya sekedar boleh, bahkan ada isyarat kuat dari Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bahwa hal itu diperintahkan. Lihat saja Rasulullah memilih muadzin, beliau pilih sahabat yang suaranya bagus dank keras.
Begitu pula dengan kajian, lihat bagaimana Rasulullah saat berkhutbah hari raya mendatangi kaum wanita yang berada di barisan belakang, karena mereka tidak bisa mendengarkan khutbah, sehingga butuh didatangi secara khusus. Lalu, jika sekarang ditemukan alat untuk mengeraskan suara, maka bukankah itu yang diharapkan? Bahkan menggunakan alat-alat dan penemuan modern termasuk kemaslahatan yang diperintahkan oleh agama kita yang mulia.
Saat membahas kaidah bahwa syariat Islam tidak memerintahkan melainkan dengan sebuah kemaslahatan dan tidak melarang melainkan kecuali dengan sebuah mafsadah, syaikh as Sa’do berkata,”Dari kaidah ini dipahami bahwa semua ilmu modern, berbagai penemuan terbaru yang membawa manfaat untuk kehidupan manusia dalam agama maupun dunia, adalah termasuk apa yang diperintahkan dan dicintai Allah dan RasulNya, dan termasuk diantara nikmat Allah.” (Al Qawa’id wa Ushul Jami’ah hlm. 12)

Bagaimana dengan Smartphone??
Smartphone pun demikian. Ala ini sebagaimana alat-alat lainnya pun bisa digunakan untuk kebaikan. Diantara manfaat-manfaat smartphone dalam rangka kebaikan adalah:
1.      Memperluas jaringan persahabatan (ukhuwah islamiyyah)
Persahabatan dan persaudaraan dalam islam adalah sesuatu yang sangat ditekankan. Islam memnganggap bahwa semua kaum muslimin adalah saudara. Dan pada zaman sekarang, Smartphone sangat membantu untuk tujuan yang mulia ini. Dimana seseorang tidak perlu mengeluarkan tenaga dan waktu untuk bisa saling berhubungan dengan saudaranya seislam. Hanya dengan menelphone, sms dan chatting maka tali persaudaraan dan persahabatan bisa saling terjaga.
2.      Memperkuat silahturahmi.
Silahturahmi yang berarti menyambung hubungan kekerabatan, mempunyai keutamaan yang sangat besar, diantara keutamaan silahturahmi Rasulullah menyebutkannya sebagai tanda keimanan seseorang. (HR. Bukhari Muslim). Bahkan Allah Ta’ala sendiri menjadikan silahturahmi sebagai salah satu perbuatan yang amat dicintaiNya, sebagaimana yang dikatakan Rasulullah lelaki khats’am yang datang dan bertanya tentang amalan yang paling dicintai oleh Allah. (Shahih Targhib 2522). Dan yang menjadi keniscayaan jika kita melihat keutamaan silahturahmi ini bahwa ia menjadi salah satu sebab masuknya seorang hamba ke surge. Abu Ayyub Al Anshari berkata: “Ada seseorang laki-laki badui yang menghadang perjalanan Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam dan memegang tali kekang unta beliau. Kemudian dia berkata: ‘Ya Rasulullah ceritakanlah kepadaku amalan yang dapat memasukan aku ke dalam surge dan menjauhkan aku dari neraka!’ Nabi shalallahu’alaihi wa sallam menjawab: “Engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan sesuatu pun denganNya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silahturahmi.” (HR. Bukhari – Muslim)
Pada zaman dahulu silahturahmi hamper-hampir hanya bisa dilakukan dengan saling mengunjungi tempat kerabat kita melalui perjalanan yang cukup melelahkan dan memakan waktu. Nemun dengan nikmat smartphone sekarang, maka silahturahmi bisa dilakukan lebih sering dan mudah tanpa harus berkunjung ke tempat kerabat kita. Meskipun ini bukan berarti kita tidak perlu berkunjung (bertatap muka), tapi melihat kenyataan smartphone sangat membantu melakukan silaturahmi, terutama yang dipisahkan jarak dan sibuknya kegiatan.
3.      Belajar llmu agama
Pada zaman seperti ini (yang mana antara kebenaran dan kebatilan sudah amat samar), belajar ilmu agama merupakan sebuah kepastian, bagi yang menginginkan kesalamatan kehidupan dunia dan akhiratnya. Ternyata smartphone sangat bisa diandalkan untuk tujuan yang mulia ini.
Di zaman ini smartphone bukan sekedar alat komunikasi saja, tapi juga bisa digunakan untuk belajar ilmu agama. Dengan berbagai fitur yang terdapat padanya sehingga memudahkan kita menyimpan berbagai artikel bermanfaat, bahkan kitab. Begitu pula artikel konsultasi keagamaan dengan ustadz yang terpercaya ilmunya.
Juga berbagai fitur radio yang terdapat di smartphone sangat bisa digunakan untuk belajar ilmu agama lewat radio-radio islam yang tersebar di berbagai kota di nusantara.
Maka dari itu, gunakanlahbenda mungil ini untuk mempelajari dan mendalami ilmu agama dan hal bermanfaat lainnya.
4.      Berdakwah
Dan sebaliknya, bagi orang yang diberi amanat  ilmu oleh Allah, maka smartphone sangat bisa dimanfaatkan sebagai media berdakwah. Baik lewat sms center, atau menjawab konsultasi keagamaan, baik secara langsung, SMS atau yang lainnya.[1]
5.      Mendengarkan murattal al-Qur’an.
Fitur audio yang terdapat dalam smartphone saat ini sangat memungkinkan untuk digunakan menyimpan file bacaan murattal al Qur’an dalam format Mp3. Maka dengan sangat mudah kita bisa mendengarkan alunan murattal al Qur’an dari para Qari nasional maupun internasional.
Semoga dengan hal itu hidup kita akan semakin  berkah karena semakin dekat dengan kitabullah dimanapun kita berada.

Saudaraku, berbagai manfaat smartphone yang bisa dimanfaatkan untuk berbuat kebajikan adalah salah satu nikmat Allah yang diturunkan kepada kaum muslimin di zaman ini. Karena itu pandai-pandailah mennggunakannya untuk kebajikan. Semoga dengan hal itu Allah berkenan memberikan nikmat lain dan menjaga nikmat ini sampai waktu yang lama bersama kita. Semoga Allah senantiasa menjaga kita semua untuk tetap teguh diatas jalanNya. Wallahu’alam.


Pekalongan, 24 Shafar 1435 H


Ditulis oleh Al Ustadz Ahmad sabiq-hafidzallah-
Ditulis kembali dengan sedikit editing oleh Saiful Abu Zuhri-hafidzallah-



[1] Biasanya para ikhwan menggunakan smartphone untuk berdakwah banyak yang melalui social network seperti facebook, twitter dan yang lainnya.