Kehidupan
di dunia yang amat singkat ini adalah merupakan bagian dari perjalanan manusia
yang amat panjang.
Meninggal
dunia adalah perkara yang pasti. Setelah itu dilanjutkan dengan tinggalnya
seseorang di alam kubur sampai tegaknya hari kiamat.
Dalam
kubur, terdapat suatu adzab yang tersendiri, di antaranya yaitu pukulan yang
dahsyat, himpitan tanah sampai tulang rusuknya berselisih, panas yang memenuhi
ruang kuburnya, dan lain-lain sebagaimana dijelaskan dalam hadits-hadits yang
shahih.
Dalam
masa penantian ini, tentu saja setiap orang menginginkan untuk selamat dari
adzab yang ada dalam kuburnya. Semoga Allah melindungi kita semua dari adzab
kubur.
Berikut
ini adalah beberapa perkara yang dapat menyelamatkan seseorang dari adzab
kubur, antara lain yaitu
:
1. Membaca surat tabarak
setiap malam.
Hal itu
berdasarkan sabda Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam :
“Surat Tabarak adalah pelindung dari adzab kubur.” (Syaikh
Albani berkata dalam Shahih al Jami’ush shaghir no. 3646,”Shahih”)
Dari Abdullah bin Mas’ud, beliau berkata: Barangsiapa
yang membaca Tabarakalladzi Biyadihil Mulku setiap malam, maka Allah
ta’ala akan menahannya disebabkan oleh bacaan tersebut dari adzab kubur. Kami
pada masa Rasulullah shallahu’alaihi wa sallam menamainya al-Mani’ah (penahan).
Ia dalam kitabullah adalah sebuah surat yang barangsiapa yang membacanya dalam
suatu malam, maka dia telah banyak dan berbuat baik. (shahih Targhib wa
tarhib no. 1589, Syaikh Albani berkata,”Hasan”)
2. Menjaga
diri dari percikan air kencing.
Meninggalkan bersuci dari najis setelah buang air kecil
dan tidak berhati-hati dengannya sehingga mengenai anggota badan atau pakaian
adalah perkara terbanyak yang menyebabkan seseorang mendapatkan adzab kubur.
Dalilnya adalah sabda Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam:
“Kebanyakan adzab kubur itu adalah disebabkan oleh air
kencing.” (Syaikh Albani berkata dalam Shahih
Al Jami’ush shaghir no. 3971,”Shahih”)
Imam al Munawi berkata,”Maksudnya adalah bahwa kebanyakan
adzab kubur itu adalah disebabkan oleh sikap meremehkan dalam menjaga dari air
kencing.” (Faidhul Qadir syarh shahih Jami’ush Shaghir jilid 4 hlm. 299)
3. Menajauhi
perbuatan Namimah (mengadu domba).
Berlaku mengadu domba sesama manusia adalah termasuk
sebab diadzabnya seseorang di alam kuburnya. Hal itu berdasarkan hadits
berikut.
Dari Ibnu Abbas radiyallahu’anhu ia berkata: Nabi
shalallahu’alahi wa sallam pernah melewati dua buah kuburan, lalu beliau
bersabda,”Sesungguhnya keduanya sedang diadzab. Tidaklah keduanya diadzab
disebabkan perkara yang (tampak) besar. Adapun salah satunya tidak bersuci
ketika buang air kecil, sedangkan orang yang kedua adalah dahulunya berjalan
dengan melakukan namimah (adu domba).” Kemudian beliau mengambil sebuah
pelapa kurma yang masih basah, lalu beliau membelahnya menjadi dua bagian, lalu
menancapkan pada masing-masing kuburan tersebut sebatang. Mereka (yaitu para
sahabat) bertanya,”Wahai Rasulullah mengapa engaku melakukan hal itu?”. Beliau
menjawab,”Semoga Adzab kubur itu diringankan atas keduanya selama kedua
batang tersebut belum kering.” (HR. Bukhari no.218 dan Muslim no. 292)
4. Meninggalkan
perbuatan dan perkataan yang mengandung ghibah (menggunjing).
Hal itu berdasarkan sabda Rasulullah shalallahu’alaihi wa
sallam: “Sesungguhnya keduanya sedang diadzab, dan keduanya tidaklah diadzab
disebabkan oleh perkara yang tampak besar, adapun salah satunya adalah diadzab
disebabkan oleh air kencing, sedangkan yang kedua adalah diadzab disebabkan
oleh ghibah.” (Syaikh Albani berkata dalam shahih Al Jami’ush shaghir
no. 2441,”Shahih”).
Al Hafidzh Ibnu Rajab rahimahullah
berkata,”Maksiat yang menyebabkan adzab pada hari kiamat ada dua macam, yaitu
hak Allah dan hamba-hambaNya.
Perkara pertama yang diadili pada hari kiamat dari jenis
hak-hak Allah adalah shalat,
sedangkan dari jenis hak-hak hamba adalah masalah darah.
Adapun dialam barzakh, maka perkara yang diadili pertama
kali adalah muqoddimah (pendahuluan) dari dua hak ini dan sarana-sarananya.
Jadi, muqoddimah shalat adalah bersuci dari hadats dan
najis, sedangkan muqoddimah masalah darah adalah namimah (perbuatan mengadu
domba) dan merendahkan kehormatan. Dua perkara ini adalah berupa gangguan yang
paling ringan (dalam hal pelanggarannya), oleh karena itu perhitungan dan adzab
di alam barzakh dimulai dengan keduanya.” (Ahwal al Qubur wa Ahliha an
Nusyuur hlm. 89)
5. Tidak
berwasiat agar diadakan niyahah (ratapan) setelah meninggalnya.
Berwasiat kepada orang lain agar meratapi kematiannya
adalah merupakan perbuatan yang diharamkan dan menyebabkan diadzabnya seseorang
dalam kuburnya. Dalilnya adalah sabda Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam:
“Mayit (orang yang telah meninggal) itu diadzab di
alam kuburnya disebabkan oleh ratapan atasnya.” (HR. Bukhari no. 1292 dan
Muslim no. 927)
Imam al Baihaqi rahimahullah berkata,”Bab adzab
kubur yang dikhawatirkan akan menimpa disebabkan oleh ratapan untuk mayit.
Sebagian ahli ilmu berkata,”Hal itu apabila (orang yang meninggal dunia) berwasiat agar diratapi setelah mati.” (Itsbaat
adzab al Qobr, hal. 91)
6. Selalu
berada dalam keadaan suci ketika shalat
7. Menolong
orang yang terdzalimi
Kedua perkara ini (no.7 dan 8) berdasarkan sabda
Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam:
“Ada seorang hamba diantara hamba-hamba Allah yang
dipukul di kuburnya seratus cambukan. Ia terus menerus memohon dan berdoa agar
pukulannya hanya satu kali saja, maka kuburnya pun menjadi penuh dengan api.
Ketika telah diangkat dan tersadar, maka ia berkata,”Mengapa engkau memukulku?”
Maka dijawab,”Sesungguhnya engkau pernah sholat sekali tanpa bersuci dan engkau telah melewati orang yang
terdzalimi, akan tetapi engkau tidak menolongnya.”(Shahih Targhib no.
2234, Syaikh Albani berkata,”Hasan Lighorihi”).
8. Bersedekah.
Bersedekah adalah dapat menyelamatkan dari adzab kubur.
Dalilnya adalah sabda Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam:
“Sesungguhnya sedekah itu benar-benar dapat memadamkan
panasnya kubur dari orang yang menghuninya. Dan seorang mukmin itu hanyalah
bernaung pada hari kiamat dibawah naungan sedekahnya.” (Ash Shahihah no.
3484)
9. Amal-amal
shalih seperti shalat, puasa, kebaikan, dan sebagainya.
Hal itu berdasarkan sabda Rasulullah shalallahu’alaihi wa
sallam:
“Sesungguhnya mayat itu apabila diletakkan di dalam
kuburnya, maka ia mendengar suara sandal-sandal mereka ketika mereka berpaling
darinya. Apabila dia orang yang beriman, maka shalat itu berada disamping
kepalanya, puasa berada disebelah kanannya, zakat berada disebelah kirinya, dan
perbuatan baik seperti sedekah, shalat, perbuatan ma’ruf, perbuatan ihsan kepada
manusia berada di kedua kakinya. Lalu didatangi dari arah kepalanya, maka
shalat berkata,”Tidak ada jalan masuk dari arahku”. Lalu dating dari sebelah
kanannya, maka puasa mengatakan,”Tidak ada jalan masuk dari arahku”. Kemudian
didatangi dari sebelah kirinnya, maka zakat berkata,”Tidak ada jalan masuk dari
arahku.” Lalu didatangi dari arah kedua kakinya, maka perbuatan baik yang
berupa sedekah, shalat, perbuatan ma’ruf dan ihsan kepada manusia
mengatakan,”Tidak ada jalan dari arahku.” Lalu dikatakan kepada orang
tersebut,”Duduklah”……(Shahih Targhib no. 3561, Syaikh Albani
berkata,”Hasan”).
10. Membaca
Al Qur’an.
11. Berjalan
menuju masjid.
Membaca al Qur’an dan melangkah menuju masjid untuk
beribadah di dalamnya adalah perkara yang dapat menyelamatkan dari adzab kubur.
Hal itu berdasarkan sabda Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam:
“Seseorang didatangkan di dalam kuburnya. Apabila ia
didatangi dari arah kepalanya, maka bacaan al Qur’an membelanya. Apabila
didatangi dari arah kedua tangannya, maka sedekah membelanya. Apabila didatangi
dari arah kedua kakinya, maka langkah orang itu ke masjid-masjid membelanya.”
(Shahih Targhib no. 405, Syaikh Albani berkata,”Hasan”).
12. Berlindung
dari adzab kubur.
Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam telah
memerintahkan kepada umatnya agar berlindung dari adzab kubur. Perintah
tersebut tidak hanya sekali, bahkan berulang-ulang dalam beberapa keadaan
yang ditemui seorang muslim setiap
harinya. Diantaranya adalah:
- Setiap
selesai tasyahud akhir
Hal itu berdasarkan
sabda Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam:
“Apabila salah
seorang diantara kalian telah selesai dari bertasyahud akhir, maka mintalah
perlindungan kepada Allah dari empat perkara: dari adzab Jahanam, dari adzab
kubur, dari fitnah hidup dan mati, dan dari keburukan fitnahnya Dajjal al
Masih. (HR. Muslim no. 558)
- Pagi
dan Petang
Ibnu Mas’ud radiyallahu’anhuma
berkata,”Dahulu Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam berada pada waktu
petang beliau membaca:
“Kami berada
pada waktu petang, sedangkan kekuasaan adalah kepunyaan Allah. Segala puji bagi
Allah. Tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan hanya kepada Allah
semata. Ya Allah aku memohon kebaikan malam ini dan berlindung dari keburukan
mala mini dan keburukan apa-apa yang ada setelahnya. Ya Allah, sesungguhnya aku
berlindung kepadaMu dari kemalasan, dan buruknya masa tua. Ya Allah
sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari adzab di Neraka dan adzab di alam
kubur.” (HR. Muslim no. 2723)
Demikianlah sebagian diantara
perkara-perkara yang dapat menyelamatkan kita semua dari adzab kubur. Semoga
Allah melindungi kita semua darinya. Amiin Ya Rabbal ‘Alamiin.
--------------------------------------
----------000----------------------------------------------------
Ditulis oleh Ustadz Muhtar Arifin Lc
dalam majalah Adz Dzakhirah vol 8 edisi 65 hlm. 24-29
Ditulis kembali oleh Saiful ‘Abu
Zuhri’ dengan sedikit tambahan dan perubahan.
Pekalongan, 19 Agustus 2013, dimalam
hari yang sunyi.