Taubat adalah kalimat yang agung, tidak sebagaimana dipahami
kebanyakan orang. Orang yang bertubat berarti kembali ke jalan Allah, kembali
menjalankan ketaatan dan menjauhi larangan-Nya. Ketahuilah! Alloh maha menerima
taubat seorang hamba, oleh karena itu sudah semestinya bagi setiap anak Adam
yang dilahirkan di muka bumi ini untuk bertaubat kepada-Nya, karena tidak ada
seorangpun yang selamat dari dosa dan kesalahan. Allohu Musta’an.
A.
DEFINISI TAUBAT
Taubat secara bahasa diambil dari kata
taaba-yatuubu yang bermakna kembali. Sedangkan menurut istilah para ulama
mendefinisikannya dengan ungkapan yang beragam, berikut sebagian perkataan
mereka.
Imam Ibnul Qayyim berkata: “Taubat
adalah seorang hamba kembali ke jalan Alloh, dan menjauhi jalan orang-orang
yang dimurkai lagi tersesat.” (Madarijus Salikin 1/199)
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata,”Taubat
adalah meninggalkan dosa, menyesali atas perbuatannya dan bertekad untuk tidak
mengulangi kembali, serta mengembalikan hak orang yang didzolimi jika dosanya
berhubungan sesama manusia.” (Fathul Bari 11/123)
Syaikh Ibnu Utsaimin
berkata,”Taubat adalah kembali dari kemaksiatan menuju ketaatan kepada-Nya.”
(Syarah Riyadhus Shalihin 1/74)
B.
URGENSI TAUBAT
Taubat merupakan hakekat agama islam,
seluruh sendi agama masuk dalam ruang lingkup taubat. Orang yang bertaubat
berhak menjadi kekasih Alloh, karena memang Alloh mencintai orang-orang yang
bertaubat lagi menyucikan diri. Alloh mencintai orang-orang yang mengerjakan
perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Imam Ibnul Qayyim berkata,”Urgensi
taubat merupakan urgensi yang pertama, pertengahan dan terakhir, tidaklah
seorang hamba mampu meninggalkannya, bahkan ia akan senantiasa butuh hingga
akhir hayatnya. Maka taubat merupakan awal dan akhir dari kehidupan seorang hamba,
kebutuhannya kepada taubat di akhir hidupnya sangat mendesak, sebagaimana pada
awalnya. Alloh berfirman:
“Dan bertubatlah kamu sekalian
kepada Alloh, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”. (QS.
An-Nur : 31)
Lanjut pula: “Di dalam ayat ini, Alloh
mengajak bicara orang yang beriman dan orang-orang pilihan untuk bertaubat
kepada-Nya, setelah keimanan, kesabaran, hijrah dan jihad yang mereka lakukan.
Alloh menghubungkan keberuntungan dengan taubat, sebagai hubungan sebab akibat.
Kemudian mendatangkan kalimat “supaya” sebagai harapan bagi mereka, yaitu jika
kalian bertaubat maka kalian akan beruntung, tidak ada yang berharap
keberuntungan kecuali orang-orang yang bertaubat. Semoga Alloh menjadikan kita
termasuk diantara mereka.” (Madarijus Salikin 1/198)
Berkata Imam Nawawi,”Taubat merupakan
pondasi islam sangat urgen, jalan pembuka bagi orang yang menempuh kampong
akherat.” (Syarah Shahih Muslim 17/191)
Akan tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui kedudukan taubat dan hakekatnya, lebih-lebih untuk mengilmui dan
mengamalkan. Alloh tidak menjadikan
kecintaannya kepada orang-orang yang bertaubat kecuali karena mereka
orang-orang yang istimewa disisi-Nya.
Andaikan taubat bukan nama yang
universal bagi syariat islam dan inti keimanan, maka Alloh tiddak akan senang
dengan taubatnya seorang hamba dengan kesenangan yang agung. (Majmu’ Rosail
Tujihat Islamiyyah 2/301)
C.
HAKEKAT TAUBAT
Hakekat taubat adalah kembali kepada
Alloh dengan mengerjakan yang diwajibkan dan meninggalkan yang dilarang, kembali
dari yang dibenci menuju kepada yang dicintai.
Imam Ibnul Qayyim berkata: “Hakekat
taubat adalah dengn menyesali dosa yang telah lalu, meninggalkan seketik itu
juga dan bertekad kuat untuk tidak mengulangi kembali di masa yang akan datang.” (Madarijus Salikin
1/202)
Permulaannya addalah dengan
menyesal, kemudian diiringi dengan tekad kuat untuk meninggalkannya, menyadari
bahwa kemaksiatan adalah tabir penghalang antara seorang hamba dengan Robbnya.
Ia akan bergegas untuk menuju jalan keselamatan, inilah jalan yang ditempuh
oleh orang-orang ynag bertaubat, kembali ke jalan Alloh dari kubangan dosa. Dia
mengakui dosanya, lalu bertaubat dengan, ikhlas dan istiqomah dalam ketaatan,
yang membawanya menjadi wali Alloh yang bertaqwa, ketaatan yang menghalangi
jalan setan. (Bahjatun Nazhirin 1/50)
D.
HUKUM TAUBAT
Berkata Imam
Nawawi-rahimahullah-:”Para ulama mengatakan bahwa taubat adalah wajib dari
setiap dosa.” (Riyadus shalihin hlm. 46-Takhrij Syaikh Al albani-).
Imam Syaukani-rahimahullah- berkata:
“Sungguh umat ini telah bersepakat akan wajibnya taubat bagi setiap mukmin.”
(Fathul Qodir 1/438)
Imam Ibnul Qayyim berkata:
“Bersegera untuk bertaubat dari dosa adalah wajib, tidak boleh diakhirkan,
kapan saja diakhirkan maka ia telah bermaksiat.” (Madarijus Salikin 1/297)
E.
TAUBAT DALAM
AL-QUR’AN DAN AS-SUNNAH
Banyak sekali ayat-ayat Alloh dan
hadits Nabi shalallahu’alahi wa sallam yang memerintahkan supaya kita taubat,
Alloh berfirman:
Dan bertaubatlah kamu sekalian
kepada Alloh, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (Qs.
An-Nur: 31)
Berkata Syaikh Abdurrahman
As-Sa’di-rahimahullah-: ”Firmannya “Supaya kamu beruntung” yaitu tidak
ada jalan menuju keberuntungan kecuali dengan taubat, taubat adalah dengan
kembali dan menjauhi yang dibenci Alloh secara lahir dan bathin, menuju kepada
yang dicintai oleh Alloh lahir dan bathin. Oleh karenanya setiap mukmin pasti
butuh bertaubat. Ayat ini pula berisi anjuran untuk ikhlas karena Alloh
berfirman “Bertaubatlah kamu sekalian kepada Alloh” yaitu tidak ada tujuan
lain selain mencari wajah-Nya, selamat dari riya’, sum’ah dan tujuan lain yang
merusak.” (Taisir Karimir Rahman hlm. 516)
Orang yang tidak bertaubat adalah
orang zholim, Alloh berfirman: “Dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka
itulah orang-orang zholim. (Qs. Al-Hujurat: 11)
Seorang hamba hanya terbagi dua; orang
yang bertaubat dan yang zholim dan tidak ada pembagian yang ketiga. Alloh
menyandarkan orang yang zholim bagi orang yang tidak bertaubat. Tidak ada yang
lebih zholim pada dirinya, karena kebodohan terhadap hak Robbnya, aib diri
sendiri dan amalannya.” (Madarijus Salikin 1/199).
Demikian pula Rasulullah
shallahu’alahi wa sallam pernah bersabda:
Sesungguhnya Alloh membentangkan
tangan-Nya di malam hari, agar bertaubat orang yang berbuat dosa di siang hari.
Dan membentangkan tangan-Nya di siang hari agar bertaubat pelaku dosa di malam
hari, hingga matahari terbit dari barat. (HR. Muslim 2759)
Sabdanya yang lain:
Wahai sekalian manusia bertaubatlah
kalian kepada Alloh, sessungguhnya aku bertaubat kepada-Nya seratus kali dalam
sehari. (HR. Muslim 2702)
Ibnu Qudamah
berkata,”Hadits-hadits dalam masalah ini sangat banyak sekali, juga para ulama
telah bersepakat akan wajibnya taubat, karena dosa itu hanyalah membinasakan
dan menjauhkan dari Alloh, maka wajib meninggalkannya dengan segera. Lanjutnya
lagi: “Taubat itu wajib dilakukan terus menerus, karena manusia tidak akan
luput dari maksiat, andai selamat dari maksiat anggota badan, maka tidak akan
selamat dari kehendak hati untuk berbuat dosa, kalau pun ia selamat dar hali
itu, maka ia tidak akan pernah lolos dari was-was setan yang selalu
menghembuskan niat jahat untuk melalaikannya dari dzikrulloh. Anggaplah lagi ia
selamat dari hal itu, akan tetapi ia tidak akan selamat dari kelalaian dan
kekurangan dalam ilmu kepada Alloh, sifat dan perbuatatannya, semua itu adalah
kekurangan, tidak ada seorang pun yang selamat dari kekurangan ini.” (Mukhtasar
Minhajul Qashidin hlm. 374-Ridwan Jami’ Ridwan-).
F.
SYARAT TAUBAT
Taubat adalah ibadah yang agung, oleh
karena itu para ulama telah menjelaskan syarat-syarat taubat, agar taubat
seorang hamba dapat di terima disisi-Nya.
1.
Ikhlas
Orang yang bertaubat hendaknya
hanya mencari wajah-Nya dan berharap
agar taubatnya diterima disisi Alloh Ta’ala, jangan sampai terbetik di hatinya
keinginan dilihat manusia atau perhatian dari mereka. Dalil-dalil dalam
Al-Qur’an dan hadits dalam masalah ini sangat banyak sekali.
Imam
Qurthubi-rahimahullah-berkata: “Tidak sah taubat kecuali dengan keikhlasan,
barangsipa yang meninggalakan dosa karena selain Alloh, maka bukan termasuk
orang yang bertaubat menurut kesepakatan ulama.” (Fathul Bari 11/124).
2.
Menyesali dosanya
Imam Ibnul
Qoyyim-rahimahullah-berkata: “Adapun menyesali dosa, sesungguhnya taubat tidak
akan terealisasi kecuali dengan yang demikian, karena barangsiapa yang tidak
menyesal atas dosa, maka hal itu sebagai indikasi keridhoan dan keinginannya
untuk terus melakukan.” (Madarijus Salikin 1/202).
Ibnu Qudamah-rahimahullah-berkata:
“Ketahuilah bahwa taubat adalah ungkapan dari penyesalan yang membawa pada
tekad dan kehendak untuk meninggalkan dosa, meghantarkan pada pengetahuan bahwa
kemaksiatan adalah penghalang antara insane dengan Robbnya.” (Mukhtasar
Minhajul Qoshidin hlm. 385)
3.
Meninggalkan dosa
Suatu hal yang mustahil bila taubat
dengan tetap terus-menerus berkubang dalam dosa, maka setiap insane yang
bertaubat hendaklah ia meninggalakan dosa yang ia lakukan, jika tidak demikian
maka taubatnya tertolak tidak berarti disisi Alloh Ta’ala. (Syarah Riyadush
Shalihin 1/76).
4.
Bertekad untuk tidak
mengulangi dosanya kembali
Orang yang bertaubat hendaklah
menanamkan tekad yang kuat dalam hati untuk tidak mengulangi kembali dosanya
dimasa yang akan datang. Dengan niat dan keinginan yag kuat inilah ia akan
selamat dari kubangan dosa yang menimpanya.
5.
Bertaubat pada
waktunya
Hendaklah seorang hamba bertaubat
dengan segera, sebelum Alloh Ta’ala menutup pintu taubat. Taubat menjelang
ajalnya, atau ketika matahari terbit dari barat tidakah berarti disisi Alloh.
Alloh Ta’ala berfirman :
Sesungguhnya taubat di sisi Alloh
hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan,
yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima
Alloh taubatnya; dan Alloh maha mengetahui lagi maha bijaksana. Dan tidaklah
taubat itu diterima Alloh dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan hingga
apabila datang ajal kepada seseorang diantara mereka barulah ia mengatakan:
“sesungguhnya saya bertaubat sekarang” dan tidak pula diterima taubat
orang-orang yang mati sedang mereka dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah
kami sediakan siksa yang pedih. (Qs. An-Nisa: 17-18)
Rasulullah shalallahu’alahi wa sallam
bersabda: “Barangsiapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari barat,
maka Alloh akan menerima taubatnya.” (HR. Muslim 2703)
Rasulullah shalallahu’alahi wa
sallam juga bersabda: “Sesungguhnya Alloh menerima taubat seorang hamba
selama belum sekarat matinya.” (HR. Tirmidzi 3537, Hasan lihat Al Misykah
2343)
6.
Mengembalikan hak
orang yang di zholimi
Maksudnya jika dosa yang dilakukan
berhubungan dengan manusia, maka hendaklah ia mengembalikan hak orang yang
dizholimi dan minta maaf.
Imam Ibnul
Mubarak-rahimahullah-berkata: “Syarat taubat adalah menyesali dosa, bertekad
untuk tidak mengulangi, mengembalikan hak orang yang dizholimi dan menunaikan
kewajiban yang tersia-siakan.” (Fathul Bari 11/124).
G.TAUBAT NASHUHAH
Taubat
adalah kalimat yang agung, maka sudah semestinya kita bersungguh-sungguh dalam
bertaubat. Bertaubat dengan semurni-murninya, tidak bermain-main dalam taubat,
sebagaiman yang dilakukan oleh mayoritas manusia. Alloh berfirman:
Hai
orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Alloh dengan taubat yang
semurni-murninya, mudah-mudahan Robb kamu akan menghapus kesalahan-kesalahan
kamu dan memasukan kamu ke dalam surge yang mengalir dibawahnya sungai-sungai.
(Qs. At-Tahrim: 8).
Alloh
menjadikan terhapusnya kesalahan, dengan menghilangkan sesuatu yang dibenci
oleh manusia, dan memasukannya ke dalam surga bergantung dari taubat yang
nashuhah. (Madarijus Salikin 1/336)
Hasan
Al-Bashri-rahimahullah-berkata: “Taubat nashuhah adalah seorang hamba yang
menyesali dosanya yang telah lalu dan bertekad untuk tidak mengulanginya
kembali.” (Madarijus Salikin 1/336).
Sahabat
mulia Umar bin Khattab dan Ubay bin Ka’ab pernah berkata: “Taubat nashuhah
adalah dengan bertaubat dari dosa, tidak mengulanginya kembali, sebagaiman susu
tidak kembali ke dalam kantung kelenjarnya.” (Madrijus Salikin 1/336).
Rasulullah
shalallahu’alahi wa sallam bersabda: “Andaikan kalian bersalah sampai
kesalahan kalian memenuhi langit dunia, kemudian kalian bertaubat, niscaya
Alloh akan menerima taubat kalian.” (HR. Ibnu Majah 4248, Hasan lihat Ash
Shahihah 903)
Imam Ibnul
Qayyim-rahimahullah-berkata: “Apabila alloh menghendaki kebaikan pada seorang
hamba, maka Alloh akan membukakan pintu taubat baginya, dia akan menyesal ,
merendahkan diri, merasa butuh, memohon pertolongan, senantiasa tunduk berdo’a
dan mendekatkan diri hanya kepada-Nya.” (Madarijus Salikin 1/206).
Maka taubat
adalah permulaannya adalah kembali kepada Alloh dengan menapaki jalan-Nya yang
lurus, sebagaiman Alloh perintahkan dalam firman-Nya:
Dan ini
adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti
jalan-jalan lain, karena jalan-jalan lain itu menceraiberaikan kamu dari
jalan-Nya. (Qs. Al-An’am: 153).
Dan akhir
dari semua itu adalah kembali kepada-Nya di kampong akhirat, berjalan menuju
surga-Nya. Maka barangsiapa yang kembali kepada Alloh dengan taubat di dunia,
maka ia akan kembali kepada Alloh Ta’ala di akhirat dengan membawa pahala.
Alloh Ta’ala berfirman:
Dan orang
bertaubat dengan mengerjakan amal shalih, maka sesungguhnya dia bertaubat
kepada Alloh dengan taubat yang sebenar-benarnya. (Qs. Al-Furqon: 71).
Akhirnya
kita memohin ampun kepada Alloh Ta’ala dari segala dosa dan kesalahan, karena
setiap anak Adam tidak luput dari dosa, dan sebaik-baiknya orang berdosa adalah
yang bertaubat. Amiin. Allohu’alam.
Disalin dari majalah al furqon edisi 7 tahun 4 penulis Abu Abdillah
Senin, waktu dhuha 15 April 2013 M
Saiful 'Abu zuhri'