ETIKA BERGAUL SESAMA MUSLIM
BERGAUL
adalah salah satu aktivitas yang kerap kali seorang tidak dapat
meninggalkannya, karena memang demikianlah keberadaan manusia sebagai makhluk
sosial yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Melalui
pergaulan, seseorang dapat menggali wawasan dan pengalaman serta memperluas
cakrawala/pengetahuaanya. Namun, tidak semua orang dapat kita jadikan sebagai
teman dalam pergaulan kita. Betapa banyak pergaulan yang ada di tengah masyarakat
kita, baik di sekolah maupun di tempat kerja, yang tidak mengarah kepada
kebaikkan. Oleh karena itu, teman adalah salah satu faktor utama yang mendorong
seseorang untuk berbuat kebaikkan. Jika temannya mempunyai perangai jelek, maka
akan berakibat jelek pula baginya di dunia maupun di akhiratnya. Berbeda halnya
dengan teman yang berakhlaq baik/mulia. Allah berfirman dalam al Qur’an :
“Teman-teman
akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali
orang-orang yang bertaqwa.” (Qs. Az Zukhruf : 67)
Wahai
saudaraku, berikut ini kami paparkan beberapa adab dalam bergaul, diantaranya :
1. Mencari Teman
yang Berakhlak Mulia
Teman yang berakhlak mulia adalah salah satu hal
yang dapat mendorong seseorang untuk berakhlak mulia. Sebaiknya, seseorang yang
mempunyai akhlak yang jelek kemungkinan besar temannya temannya juga akan
berperilaku jelek pula. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Seseorang
dilihat dari teman akrabnya, maka hendaklah salah seorang diantara kalian melihat
siapa yang menjadi temannya.” (HR. Tirmidzi 2378 dan dishahihkan oleh
syaikh al albani dalam Ash Shahihah 928)
Syaikh Muhammad Syamsul Haq al-Azhim Abadi
rahimahullah berkata,”Sesungguhnya seseorang itu (diukur) berdasarkan kebiasaan
temannya dan pergaulannya. Maka perhatikanlah orang yang menjadi teman
akrabnya.” (Aunul Ma’bud 13/324)
2. Tolong-menolong
Dalam Kebaikkan
Tolong menolong sesama muslim dalam hal kebaikan
adalah salah satu faktor utama untuk mempererat tali ukhuwa islamiyyah. Sebab
kita semua adalah makhluk sosial dan saling membutuhkan satu dengan yang
lainnya.
.....”Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran....(Qs. Al Maidah : 2)
Dan cermatilah hadits yang diriwayatkan dari Abu
Musa Radiyallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam
bersabda,”Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya adalah ibarat sebuah bangunan
yang saling menguatkan satu dengan yang lainnya. “(HR. Bukhari 481 dan Muslim 2585)
3. Saling
Menasehati
Rasulullah shalalllahu’alaihi wa sallam bersabda
dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tamin Ad Dari radiyallahu’anhu : “Agama
ini dibangun diatas sebuah nasehat.” Kami (para sahabat) bertanya: “Kepada
siapa wahai Rasulullah?” Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam menjawab:
“Kepada Allah, KitabNya, RasulNya, dan kaum Muslimin seluruhnya.” (HR.
Muslim 55)
Syaikh Fuad bin Abdul Aziz hafidzallah
berkata,”Diantara nasehat sesama muslim adalah menjelaskan kebenaran,
mendakwahkan kepada yang haq (kebenaran), memerintahkan berbuat kebaikan, dan
mencegah dari berbuat kemungkaran.” (Kitab Adab hlm. 329)
4. Bersikap
Lemah Lembut dalam Bergaul
Dari Aisyah radiyallahu’anha bahwasanya
Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Wahai Aisyah, sesungguhnya
Allah mencintai lemah lembut dalam segala perkara.” (HR. Bukhari 6024)
Al Hafizh Ibnu Hajar berkata,”Maksud lemah lembut
disini adalah bersikap lemah lembut kepada orang lain, baik dalam perkataan
maupun perbuatan, dan memberikan yang termudah kepadanya.” (Fathul Baari
10/553)
5. Berakhlaq
Mulia Kepada Sesama Muslim
Berbahagialah orang-orang yang menghiasi dirinya
dengan akhlaq mulia. Sesungguhnya keberadaan mereka membawa pengaruh baik dalam
pergaulannya, di pandang baik oleh orang lain, dan mempunyai derajat yang
tinggi di sisi Allah. Rasulullah
shalahu’alaihi wa sallam bersabda,”Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling
bagus akhlaqnya.” (HR. Bukhari 6035)
Fudhai bin ‘Iyadh rahimahullah berkata,”Barangsiapa
yang jelek akhlaqnya maka jelek pula agamanya.” (Kitabul Adab hlm. 331)
Fuad bin Abdul Aziz mengatakan,”Di antara akhalaq
mulia dalam pergaulan adalah selalu berawajah ceria, menyingkirkan kotoran,
memaafkan kesalahan orang lain, dan sebagianya dari sifat-sifat yang terpuji.”
(Kitabul Adab hlm. 331)
6. Mendamaikan
Sesama Muslim Bila Terjadi Persengketaan
Dari Abu Darda’ radiyallahu’anhu, Rasulullah
shalallahu’alaihi wa sallam bersabda,”Maukah aku kabarkan kepada kalian suatu
amalan yang derajatnya lebih utama daripada puasa, shalat, dan shadaqoh?”
Mereka(para sahabat) menjawab,”Mau, wahai Rasulullah.” Rasulullah
shalallahu’alaihi wa sallam bersabda,”Yaitu engkau mendamaikan dua orang yang
sedang bersengketa, karena persengketaan diantara keduanya merupakan bencana.” (HR.
Abu Dawud dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam Al Misykah 5039)
7. Menahan
Amarah dan Memaafkan Kesalahan Teman
Di dalam bergaul dengan sesama muslim ataupun
masyarakat, terkadang di antara kita menjumpai perkataan-perkataan yang
menyakitkan hati dan membuat dada ini terasa sempit dan sesak. Akan tetapi, hal
ini jangan sampai kita hadapi dengan menyulutkan api kemarahan ataupun emosi
yang tak terkendalikan. Hendaknya kita berusaha unutk berlapang dada dan
memaafkan pelakunya. Renungilah firman Allah berikut :
“Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa
besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka meberi maaf.”
( QS. Asy Syuro : 37)
8. Menjaga Lisan
dan Bertutur Kata yang Baik Dalam Berbicara
Di antara hal yang patut di perhatikan oleh seorang
muslim di dalam pergaulannya adalah memperhatikan pembicaraannya dari perkataan
yang keji dan bathil maupun ucapan-ucapan yang bisa menjurus kepada perkara
yang haram dan makruh. Misalnya menjauhi perkataan yang jelek, bathil, ghibah,
namimah dan dari perkataan yang takmemberikan manfaat maupun berbicara tanpa
dasar ilmu. Alasannya, karena semua perkataan yang terucap dari lisan manusia,
baik berupa kebaikan maupun kejelekan, semua itu akan dicatat oleh kedua
malaikat. Di samping itu, orang yang berbicara tanpa menjelaskan isi dari apa
yang dibicarakannya, niscaya dia akan tergelincir ke dalam api neraka
disebabkan karena perkataannya tersebut. Sebagaiman rasulullah
shalallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba mengatakan
suatu perkataan tanpa peduli dengan ucapan tersebut sehingga ia tergelincir ke
dalam api neraka lebih jauh dari apa antara timur dan barat.” (HR. Bukhari
6447)
Imam Nawawi rahimahullah berkata,”Hadits ini
mengisyaratkan anjuran untuk menjaga lisan. Maka hendaklah orang yang ingin
berbicara berpikir sebelumnya dari apa-apa yang ingin diucapkannya. Jika nampak
kebaikan baginya maka bicarakanlah, namun apabila tidak nampak kebaikan maka
tahanlah dari perkataan tersebut.” (Fathul Baari 11/337)
9. Tidak Saling
Dengki (Hasad) Sesama Teman
Hasad (iri hati) merupakan perbuatab yang tercela
dan salah satu penyebab terpecahnya persahabatan. Oleh karena itu, Rasulullah
shalallahu’alaihi wa sallam jauh-jauh hari telah melarang umatnya dari
perbuatan tersebut. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan dalam sebuah hadits
yang shahih :
Dari Abu Hurairah radiyallahu’anhu berkata :
Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda,”Janganlah kalian saling
dengki, saling berlaku curang dalam jual-beli, saling membenci, saling
membelakangi (menjauhi), dan janganlah membeli barang yang tengah ditawar
saudaranya dan jadilah hamba Allah yang bersaudara.”( HR. Bukhari 6066)
Ibnu Daqiq al ‘Ied mengatakan,”Sabda Rasulullah
shalallahu’alaihi wa sallam Yang berbunyi ‘Janganlah kalian saling dengki’
maknanya adalah janganlah kalian mengharapakan hilangnya nikmat dari saudara
kalian. Sebab hal iyu adalah perbuatan haram. “ (Riyadhun Nadhiyah syarah
Arba’in Nawawiyah hlm. 87)
Demikianlah
wahai saudaraku, marilah kita junjung tinggi adab-adab islamiyyah yang telah
diajarkan oleh Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam, karena hal tersebut
syi’ar islam akan menyebar di mana-mana. Hiasilah selalu diri kita dengan
sifat-sifat yang sesuai dengan sunnah Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam.
Di
tulis oleh Mukhlis Abu Dzar hafidzallah