Rabu, 19 September 2012

Adab Bergaul



ETIKA BERGAUL SESAMA MUSLIM

BERGAUL adalah salah satu aktivitas yang kerap kali seorang tidak dapat meninggalkannya, karena memang demikianlah keberadaan manusia sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Melalui pergaulan, seseorang dapat menggali wawasan dan pengalaman serta memperluas cakrawala/pengetahuaanya. Namun, tidak semua orang dapat kita jadikan sebagai teman dalam pergaulan kita. Betapa banyak pergaulan yang ada di tengah masyarakat kita, baik di sekolah maupun di tempat kerja, yang tidak mengarah kepada kebaikkan. Oleh karena itu, teman adalah salah satu faktor utama yang mendorong seseorang untuk berbuat kebaikkan. Jika temannya mempunyai perangai jelek, maka akan berakibat jelek pula baginya di dunia maupun di akhiratnya. Berbeda halnya dengan teman yang berakhlaq baik/mulia. Allah berfirman dalam al Qur’an :
“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (Qs. Az Zukhruf : 67)
Wahai saudaraku, berikut ini kami paparkan beberapa adab dalam bergaul, diantaranya :

1.     Mencari Teman yang Berakhlak Mulia
Teman yang berakhlak mulia adalah salah satu hal yang dapat mendorong seseorang untuk berakhlak mulia. Sebaiknya, seseorang yang mempunyai akhlak yang jelek kemungkinan besar temannya temannya juga akan berperilaku jelek pula. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Seseorang dilihat dari teman akrabnya, maka hendaklah salah seorang diantara kalian melihat siapa yang menjadi temannya.” (HR. Tirmidzi 2378 dan dishahihkan oleh syaikh al albani dalam Ash Shahihah 928)
Syaikh Muhammad Syamsul Haq al-Azhim Abadi rahimahullah berkata,”Sesungguhnya seseorang itu (diukur) berdasarkan kebiasaan temannya dan pergaulannya. Maka perhatikanlah orang yang menjadi teman akrabnya.” (Aunul Ma’bud 13/324)

2.     Tolong-menolong Dalam Kebaikkan
Tolong menolong sesama muslim dalam hal kebaikan adalah salah satu faktor utama untuk mempererat tali ukhuwa islamiyyah. Sebab kita semua adalah makhluk sosial dan saling membutuhkan satu dengan yang lainnya.
.....”Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran....(Qs. Al Maidah : 2)
Dan cermatilah hadits yang diriwayatkan dari Abu Musa Radiyallahu’anhu, bahwasanya Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda,”Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya adalah ibarat sebuah bangunan yang saling menguatkan satu dengan yang lainnya. “(HR. Bukhari  481 dan Muslim 2585)

3.     Saling Menasehati
Rasulullah shalalllahu’alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tamin Ad Dari radiyallahu’anhu : “Agama ini dibangun diatas sebuah nasehat.” Kami (para sahabat) bertanya: “Kepada siapa wahai Rasulullah?” Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam menjawab: “Kepada Allah, KitabNya, RasulNya, dan kaum Muslimin seluruhnya.” (HR. Muslim 55)
Syaikh Fuad bin Abdul Aziz hafidzallah berkata,”Diantara nasehat sesama muslim adalah menjelaskan kebenaran, mendakwahkan kepada yang haq (kebenaran), memerintahkan berbuat kebaikan, dan mencegah dari berbuat kemungkaran.” (Kitab Adab hlm. 329)

4.     Bersikap Lemah Lembut dalam Bergaul
Dari Aisyah radiyallahu’anha bahwasanya Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Wahai Aisyah, sesungguhnya Allah mencintai lemah lembut dalam segala perkara.” (HR. Bukhari 6024)
Al Hafizh Ibnu Hajar berkata,”Maksud lemah lembut disini adalah bersikap lemah lembut kepada orang lain, baik dalam perkataan maupun perbuatan, dan memberikan yang termudah kepadanya.” (Fathul Baari 10/553)

5.     Berakhlaq Mulia Kepada Sesama Muslim
Berbahagialah orang-orang yang menghiasi dirinya dengan akhlaq mulia. Sesungguhnya keberadaan mereka membawa pengaruh baik dalam pergaulannya, di pandang baik oleh orang lain, dan mempunyai derajat yang tinggi di sisi  Allah. Rasulullah shalahu’alaihi wa sallam bersabda,”Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling bagus akhlaqnya.” (HR. Bukhari 6035)
Fudhai bin ‘Iyadh rahimahullah berkata,”Barangsiapa yang jelek akhlaqnya maka jelek pula agamanya.” (Kitabul Adab hlm. 331)
Fuad bin Abdul Aziz mengatakan,”Di antara akhalaq mulia dalam pergaulan adalah selalu berawajah ceria, menyingkirkan kotoran, memaafkan kesalahan orang lain, dan sebagianya dari sifat-sifat yang terpuji.” (Kitabul Adab hlm. 331)

6.     Mendamaikan Sesama Muslim Bila Terjadi Persengketaan
Dari Abu Darda’ radiyallahu’anhu, Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda,”Maukah aku kabarkan kepada kalian suatu amalan yang derajatnya lebih utama daripada puasa, shalat, dan shadaqoh?” Mereka(para sahabat) menjawab,”Mau, wahai Rasulullah.” Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda,”Yaitu engkau mendamaikan dua orang yang sedang bersengketa, karena persengketaan diantara keduanya merupakan bencana.” (HR. Abu Dawud dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam Al Misykah 5039)

7.     Menahan Amarah dan Memaafkan Kesalahan Teman
Di dalam bergaul dengan sesama muslim ataupun masyarakat, terkadang di antara kita menjumpai perkataan-perkataan yang menyakitkan hati dan membuat dada ini terasa sempit dan sesak. Akan tetapi, hal ini jangan sampai kita hadapi dengan menyulutkan api kemarahan ataupun emosi yang tak terkendalikan. Hendaknya kita berusaha unutk berlapang dada dan memaafkan pelakunya. Renungilah firman Allah berikut :
“Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka meberi maaf.” ( QS. Asy Syuro : 37)

8.     Menjaga Lisan dan Bertutur Kata yang Baik Dalam Berbicara
Di antara hal yang patut di perhatikan oleh seorang muslim di dalam pergaulannya adalah memperhatikan pembicaraannya dari perkataan yang keji dan bathil maupun ucapan-ucapan yang bisa menjurus kepada perkara yang haram dan makruh. Misalnya menjauhi perkataan yang jelek, bathil, ghibah, namimah dan dari perkataan yang takmemberikan manfaat maupun berbicara tanpa dasar ilmu. Alasannya, karena semua perkataan yang terucap dari lisan manusia, baik berupa kebaikan maupun kejelekan, semua itu akan dicatat oleh kedua malaikat. Di samping itu, orang yang berbicara tanpa menjelaskan isi dari apa yang dibicarakannya, niscaya dia akan tergelincir ke dalam api neraka disebabkan karena perkataannya tersebut. Sebagaiman rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba mengatakan suatu perkataan tanpa peduli dengan ucapan tersebut sehingga ia tergelincir ke dalam api neraka lebih jauh dari apa antara timur dan barat.” (HR. Bukhari 6447)
Imam Nawawi rahimahullah berkata,”Hadits ini mengisyaratkan anjuran untuk menjaga lisan. Maka hendaklah orang yang ingin berbicara berpikir sebelumnya dari apa-apa yang ingin diucapkannya. Jika nampak kebaikan baginya maka bicarakanlah, namun apabila tidak nampak kebaikan maka tahanlah dari perkataan tersebut.” (Fathul Baari 11/337)

9.     Tidak Saling Dengki (Hasad) Sesama Teman
Hasad (iri hati) merupakan perbuatab yang tercela dan salah satu penyebab terpecahnya persahabatan. Oleh karena itu, Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam jauh-jauh hari telah melarang umatnya dari perbuatan tersebut. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan dalam sebuah hadits yang shahih :
Dari Abu Hurairah radiyallahu’anhu berkata : Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda,”Janganlah kalian saling dengki, saling berlaku curang dalam jual-beli, saling membenci, saling membelakangi (menjauhi), dan janganlah membeli barang yang tengah ditawar saudaranya dan jadilah hamba Allah yang bersaudara.”( HR. Bukhari 6066)
Ibnu Daqiq al ‘Ied mengatakan,”Sabda Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam Yang berbunyi ‘Janganlah kalian saling dengki’ maknanya adalah janganlah kalian mengharapakan hilangnya nikmat dari saudara kalian. Sebab hal iyu adalah perbuatan haram. “ (Riyadhun Nadhiyah syarah Arba’in Nawawiyah hlm. 87)

Demikianlah wahai saudaraku, marilah kita junjung tinggi adab-adab islamiyyah yang telah diajarkan oleh Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam, karena hal tersebut syi’ar islam akan menyebar di mana-mana. Hiasilah selalu diri kita dengan sifat-sifat yang sesuai dengan sunnah Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam.

                                                                                          Di tulis oleh Mukhlis Abu Dzar hafidzallah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar